Legion-news.com || Muna Barat Sampah merupakan permasalahan yang kompleks dimasa sekaran. Dan pemahaman masyarakat akan pengolah sampah menjadi sesuatu berdaya guna juga sepenuhnya banyak disadari. Atas keadaan itu, kelompok mahasiswa Universitas Halu Oleo yang tergabung dalam kuliah kerja nyata (KKN) menggelar Focus Froup Discussion (FGD) dengan mengambil tema “Penguatan dan pengembangan badan kapasitas badan pengelola TPS3R dalam pengelolaan sampah sebagai sarana peningkatan ekonomi dan keselamatan lingkungan desa guali”.Dalam rangka udukasi tentang pemanfaatan Tempat Pengelohan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).
Kegitan tersebut di gelar di Desa Guali, kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat pada Jumat, 8 September 2023. Dalam agenda itu, kelompok mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi bergensi di Sulawesi Tenggara membekali masyarakat tentang pentingnya pemanfaatan infrastruktur TPS3R yang beguna dalam menjaga kesehatan lingkungan hingga peningkatan ekonomi masyarakat.
TPS3R merupakan pengelolaan sampah dengan konsep Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang) atau 3R. 3R merupakan paradigma baru dalam pola konsumsi dan produksi di semua tingkatan memberikan prioritas tertinggi pada pengelolaan limbah yang berorientasi pada pencegahan timbulan sampah, minimasi limbah dengan mendorong barang yang dapat digunakan lagi.
Ketua Kelompok KKN, Arrahman menyampaikan TPS3R adalah salah satu infrastruktur yang didesai pemerintah guna mengurai persoalan sampah yang dapat berguna bagi masyarakat baik menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, hingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Hal itu dikarekan TPS3R mampu mengubah limbah masyarakat menjadi sesuai yang berdaya guna maupun bernilai bernilai ekonomis. “kami mengedukasi masyarakat bagaimana cara memanfaatkan infrastruktur yang ada untuk meningkatkan kualitas hidup dilingkuan tersebut,” kata Mahasiswa jurusan Teknik sipil tersebut, (11/9/2023)
Kata dia, salah satu contoh kegunaan infrastruktur tesebut adalah mampu mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos dan pakan ternak. “dengan TPS3R sampah masyarakat bisa didaur ulang dan kembali kemasyarakat menjadi hal yang berguna,” ujarnya.
Untuk itu, Arrahman berharap melalui kegitan tersebut masyarakat memiliki pemahaman atas fungsi dan kegunaan TPS3R. Dan juga memiliki kesadaran terhadap cara pengolahan sampah yang benar melalui pemanfaatan sarana dan prasara yang telah disediakan pemerintah.
Dalam kegiatan tersebut, kelompok mahasiswa KKN Tematik Infrastruktur PUPR tahun 2023 itu didampingi pemerintah setempat, seperti turut hadir Wakil ketua DPRD Muna Barat, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kadis Penyuluhan dan Pertanian, dan pendamping TPS3R Muna Barat, Badan Pengelola TPS3R Desa Guali. Serta kelompok tani dan masyarakat desa Guali.
Wakil Ketua DPRD Muna Barat, Agung Darma, S.Kep., Ns menyambut baik kegiatan Focus Group Dicussion tersebut Dikatakannya “Dari kegiatan FGD ini saya bisa mendengar langsung usulan-usulan atau kendala yang di alami oleh masyarakat terkhusus dengan program TPS3R dari pemerintah ia mengatakan nantinya semua keluhan-keluhan yang ada nanti akan menjadi bahan untuk dibawah ke DPRD Muna Barat dia akan mendiskusikan kepada sesama anggota DPRD Muna Barat agar
bisa di tinjau kembali.
Dia menambahkan ” nantinya hasil dari FGD ini saya dan beberapa perwakilan instansi yang hadir hari ini akan kami bawah ke pemerintah daerah atau provinsi agar bisa diatur PERBUK dan pengurusan anggarannya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muna Barat, Drs. La Edi menyambut baik kegitan tersebut. Menurutnya kegiatan tersebut sangatlah bermafaat bagi pengelola PTS3R maupun pemerintah setempat.
Dikatakannya, pemerintah merasa terbantu dengan kegitan tersebut. Pasalnya, progam pemerintah dalam melaksanakan sosialisasi tentang pengelolaan sampah tersampaikan melalui kegitan itu. ” Bagus, bisa menambah wawasan bagi pengelola TPS3R dan pemerintah juga merasa terbantu karena bisa melaksanakan sosialisasi tentang pengelolaan sampah melalui program tersebut,” ujarnya.
Untuk itu ia berharap atas terselenggaranya kegitan tersebut dapat merubah mainsed masyarakat dengan melihat sampah sebagai sesuatu yang dapat bernilai ekonomis.
Dia juga menambahkan, hasil dari Focus Group Dicussion nantinya akan menjadi evaluasi dari Dinas Lingkungan Hidup “Hasil dari FGD hari ini akan saya jadikan acuan agar bisa meninjau kembali kendala-kendala yang di alami oleh badan pengelola TPS3R di Desa Guali,” ujarnya.
Tidak hanya Focus Group Dicussion Kelompok mahasiswa KKN Tematik Infrastruktur PUPR itu juga berhasil membuat produk berupa KOMPOS yang yang dapat membantu masyarakat dan petani dalam menyuburkan tanaman dikebun mereka, Arahman menuturkan “KOPOS ini dinamai Kahobuto, Kahobuto diambil dari salah satu bahasa daerah Muna yang artinya Penyubur. KOMPOS KAHOBUTO ini bisa menjadi komoditas baru masyarakat Guali dalam hal ini sebagai pendapatan sampingan dan bisa menjadi pengganti pupuk kimia yang ada di toko-toko , Dia juga menambahkan bahan-bahan Pupuk KOMPOS KAHOBUTO ini gampang di dapatkan di sekitar rumah-rumah masyarakat, oleh karena itu kami memilih untuk membuat KOMPOS.
KOMPOS KAHOBUTO ini langsung di resmikan pemasangan labelnya oleh Wakil Ketua DPRD Muna Barat, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kadis Penyuluhan dan Pertanian. Mereka mengatakan nantinya pupuk KOMPOS KAHOBUTO ini akan dicarikan pasaran agar hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat Guali, Kadis Lingkungan Hidup, Drs. La Edi mengatakan “Kebetulan beberapa bulan yang lalu salah satu dari perusahaan Jati Super mencari Pupuk Organik, permintaan dari perusahaan itu membutuhkan sekitar 6 Ton dalam waktu satu bulan.
InsyaAllah dengan hadirnya KOMPOS KAHOBUTO ini bisa menjadi langka awal kita untuk memulai yang bisa menjadi komoditas dan bisa menjadi somber pendapatan masyarakat Guali.
Dinas Penyuluhan dan Pertanian juga menambahkan bahwa nantinya kita akan optimalkan kembali dari pupuk KOMPOS KAHOBUTO ini “Nanti kami bantu untuk mengoptimalkan KOMPOS ini dan kami bantuk untuk pelatihan pembuatannya bersama masyarakat, karena yang menjadi sasaran utamanya adalah masyarakat atau kelompok-kelompok Tani yang ada di desa-desa.