Jejak Islam di Kerajaan Sanrobone

Sebuah Makam di Topejawa dekat Laikang, Takalar yang ramai di ziarahi. Kemungkinan ini adalah Makam Raja Sanrobone. Foto makam diambil pada tahun 1933. Foto: KITLV.

Oleh: Suwadi Idris Amir, Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (PT IPI)

EDUKASI||Legion-news.com Sejarah kerajaan Sanrobone masih minim publik mengetahuinya, padahal kerajaan Sanrobone adalah kerajaan tua yang berjaya bersamaan kerajaan Gowa, bahkan jejak-jejak sejarah menggambarkan kalau kerajaan Sanrobone lebih dulu ada dari kerajaan Gowa.

Yang menarik lagi adakah Kerajaan Sanrobone di dirikan oleh Karaeng Pancabelong ini bahkan lebih dulu memeluk agama Islam dibanding kerajaan Gowa, Tallo, Bone. Dalam kitab lontara di Sanrobone tercatat Kerajaan Sanrobone memeluk Islam pada tahun 1510.

Pada tahun 1510 kerajaan Sanrobone kedatangan ulama besar dari Minangkabau, beliau adalah Sultan Pagaruyun atau Dato Mahkota.

Advertisement

Dato mahkota adalah seorang Sultan atau Raja minangkabau yang juga seorang ulama yang merantau ke kerajaan Sanrobone untuk menyebarkan ajaran Islam. Jejak kehadiran Dato Mahkota di Sanrobone ditandai dengan pembangunan mesjid tertua di Sanrobone kabupaten Takalar provinsi Sulawesi Selatan. Dato Mahkota membangun Mesjid tertua di Sanrobone Sulsel pada tahun 1589 sampai 1591. Selain membangun mesjid tertua, Dato Mahkota juga mengislamkan raja-raja Sanrobone sejak tahun 1510. Makam Dato Mahkota terletak di dusun Bontoa Sanrobone.

Selain Dato Mahkota kerajaan Sanrobone pun kedatangan ulama besar dari Bima, dia adalah Syekh Mahyuddin yang juga adalah Sultan Bima saat itu. Syekh Mahyuddin Al Aidit datang ke Sanrobone membawa ke tiga putra nya yaitu; Syehk Jalaluddin Al Aidit (Tuanta Cikoang). Syekh Kaharuddin Al Aidit (Tuanta Dengkang Sanrobone), dan Syekh Saefuddin Al Aidit (yang menyebarkan Islam di kerajaan Tallo).

Syekh Mahyuddin atau Sultan Bima bersama ketiga putranya datang ke kerajaan Sanrobone pada tahun 1580 an dan ikut serta membantu Dato Mahkota membangun Mesjid tertua di Sanrobone dan Syekh Mahyuddin Al Aidit lah yang merenovasi mesjid tertua pada tahun 1602. Selain itu syekh mahyuddin bersama Dato Mahkota lah yang pertama kali memperkenalkan Islam kepada Raja Tallo saat itu dan juga memperkenalkan kepada Raja Gowa Sultan Alauddin raja Gowa ke 16.

Syekh Mahyuddin dan ketiga putra nya mengundang Raja Gowa untuk meresmikan berkunjung ke Sanrobone melihat mesjid yang sudah direnovasi pada tahun 1602.

Dan pada akhirnya kerajaan Gowa dan Tallo mengikuti jejak kerajaan Sanrobone untuk memeluk islam dan menjadikan agama islam sebagai agama kerajaan Gowa dan Tallo pada tahun 1605 dan raja Gowa Sultan Alauddin memerintahkan pembangunan mesjid Katangka pada tahun 1605.

Syekh Mahyuddin bukan hanya mengislamkan raja-raja Sanrobone, namun beliau juga berkunjung ke Cikoang bersama putra kedua nya Syekh Kaharuddin untuk mengislamkan Raja Cikoang. Bahkan Syekh Mahyuddin mengangkat Raja Cikoang sebagai anak angkatnya. Setelah raja cikoang memeluk Islam, Syekh Mahyuddin kembali ke Sanrobone bersama Syekh Kaharuddin, dan meminta kepada putra nya yang tertua Syekh Jalaluddin Al Aidit untuk ke Cikoang menyebarkan ajaran islam dan Syekh Jalaluddin menetap lama di Cikoang dan akhirnya dijadikan menantu oleh raja Gowa ke 16 Sultan Alauddin.

Sedangkan Syekh Kaharuddin menetap di Sanrobone untuk membesarkan ajaran Islam di kerajaan Sanrobone. Dan ketiga syekh mahyuddin yaitu Syekh Saefuddin menyerbarkan Islam di kerajaan Tallo.

Sebelum Syekh Mahyuddin kembali ke Bima, Syekh Mahyuddin bersama Dato Mahkota mengundang Tiga ulama ke Gowa dan Tallo untuk membantu raja Gowa dan Tallo menyerbarkan ajaran Islam ke pelosok Sulsel. Ketiga ulama tersebut adalah Dato Ribandang, Dato Di Tiro, dan Dato Patiman.

Setelah Syekh Mahyuddin memutuskan kembali ke Bima, putra ketiga nya ikut kembali ke Bima, Syekh Saefuddin sebab sudah ada tiga Dato yang membantu Dato Mahkota, Syekh Jalaluddin serta Syekh Kaharuddin menyerbarkan Islam di Sulsel. Hingga hadirnya tambahan tiga ulama besar pada abad ke 16 pula yaitu Lo’mo riantang, Dato Panggentunhan dan Syekh Yusuf Al Makassari.

Itulah jejak-jejak islam yang saya dapatkan dan telusuri. Untuk mendapatkan jejak-jejak nya silahkan ke sanrobone kabupaten Takalar, di sanrobone ada makam Dato Mahkota di dusun Bontoa, dan Makam Syekh Kaharuddin Al Aidit (Tuan Dengkang Sanrobone) terletak di dusun Dengkang Sanrobone. Sedangkan Syekh Jalaluddin Al Aidit hijrah ke Bima setelah kerajaan Howa, Tallo, Sanrobone dikalahkan VOC Belanda.

Suwadi Idris Amir
Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (PT IPI)

Mohon maaf jika penulisan kurang lengkap atau ada perbedaan temuan sejarah. Ini hanya referensi sejarah yang saya telusuri sebagai putra sanrobone yang merupakan cucu dari Syekh Kaharuddin (Tuanta Dengkang Sanrobone)

Advertisement