
LEGIONNEWS.COM – Kabar Lanud Manuhua di Pulau Biak, Provinsi Papua bakal jadi markas untuk pesawat-pesawat militer Rusia belum diketahui pihak Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Info Pertahanan (Infohan) Setjen Kemenhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang.
Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Manuhua berada di Utara dari pulau Papua.
“Sementara Kemenhan belum monitor terkait isu tersebut,” singkat kepala biro Infohan kepada media.
Sebelumnya kantor berita Antara memberitakan hal itu yang dikutip dari pemberitaan media asing.
Kabar berita itu disebutkan bakal dijadikannya pulau (Kabupaten) Biak, Hasil pertemuan antara Menteri Pertahanan (Menhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu, pada Februari lalu.
Namun, Frega menyampaikan bahwa Kemenhan belum memantau apakah dalam pertemuan itu juga ada kesepakatan mengenai Lanud Manuhua.
“Sementara belum monitor terkait hal tersebut saat kegiatan (pertemuan Menhan RI dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia),” ungkap dia.
Pulau Biak dan Sejarah Perang Dunia II
Pulau Biak memiliki peran penting dalam sejarah Perang Dunia II, khususnya dalam Kampanye New Guinea.
Pertempuran Biak, yang berlangsung antara 27 Mei dan 20 Juni 1944, menjadi saksi bisu pertarungan sengit antara pasukan Amerika Serikat dan Jepang.
- BACA JUGA:
Jalan Provinsi di Pallantikang Gowa Bak Kubangan Kerbau, Warga: Butuh Sentuhan Gubernur Sulsel
Pertempuran ini dimenangkan oleh Sekutu, dengan korban jiwa di pihak Jepang mencapai ribuan dan ratusan tawanan.
Pulau Biak juga menjadi lokasi strategi bagi Jepang, yang membangun goa dan terowongan sebagai benteng pertahanan.
- BACA JUGA:
Freeport Kelola Tambang Emas di Luwu, Gubernur Sulsel Bakal Surati Presiden, ini Alasannya
Elaborasi: Pertempuran Biak (1944)
Pertempuran ini merupakan bagian dari Operasi Horlicks, di mana Sekutu, terutama pasukan Amerika Serikat, berusaha merebut Biak dari kendali Jepang.
Jepang menggunakan Biak sebagai pangkalan militer dan membangun benteng pertahanan, termasuk goa dan terowongan, di berbagai lokasi.
Pentingnya Biak:
Pulau Biak memiliki lokasi strategis di Teluk Cendrawasih, dekat Papua Nugini. Kedekatannya dengan wilayah lain di Papua dan Papua Nugini membuatnya menjadi titik penting dalam pertempuran di kawasan Pasifik.
Jejak Sejarah:
Di Biak, masih banyak ditemukan jejak-jejak Perang Dunia II, seperti goa-goa bekas pertahanan Jepang (Goa Binsari, Goa Jepang, Goa Lima Kamar) dan monumen di pinggir pantai. Kampung Ruar, yang terletak di bagian timur Biak Numfor, juga menyimpan banyak peninggalan sejarah Perang Dunia II.
Korban:
Pertempuran Biak menewaskan ratusan tentara Amerika Serikat dan ribuan tentara Jepang. Ribuan lainnya terluka atau menjadi tawanan perang.
Gerakan Koreri:
Selain pertarungan militer, rakyat Biak juga terlibat dalam perlawanan terhadap Jepang melalui gerakan Koreri, yang berarti “kita berganti kulit”. Gerakan ini merupakan bentuk perlawanan lokal terhadap penjajah Jepang. (*)