Attock Suharto: Inti Toleransi secara Filosofis itu adalah Kesadaran, Kesabaran dan Keikhlasan

Penulisan: Penulis Attock Suharto, S. Sos.I., M.Si.

EDUKASI||Legion News –  Toleransi antarumat beragama bisa digunakan untuk menghargai dan memahami perbedaan. Terlebih lagi ada beberapa agama yang dianut pemeluk di Indonesia.

Jadi, toleransi bisa dikatakan suatu perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok atau golongan yang berbeda dalam masyarakat.

Foto: Diskusi Publik, Oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa-Raya

Sikap toleransi bisa diterapkan pada kelompok yang memiliki perbedaan pandangan seperti agama, Ras, suku dan budaya.

Advertisement

Adanya perbedaan tersebut seharusnya bisa menjadi alasan untuk melengkapi satu sama lain dan bukan dipertentangkan.

Foto: Diskusi Publik, Oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa-Raya, Tema: “Intoleransi Mengancam Kebhinekaan”

Penulis Attock Suharto, S. Sos. I., M. Si. Berlatar belakang pendidikan Strata satu Komunikasi Islam IAIN Alauddin Makassar 1995-2002, Strata dua Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin Makassar 2003-2007 dan Strata Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar, 2020 – Sekarang.

“Inti toleransi secara filosofis itu adalah Kesadaran, Kesabaran dan Keikhlasan”

Diangkat dalam satu diskusi publik, Oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa-Raya, Tema: “Intoleransi Mengancam Kebhinekaan”

Kita sadar bahwa kita tidak sendiri, Kita majemuk, Kita heterogen, Kita bukan monokultur tapi kita adalah multikultur.

Kita sadar bahwa kita hidup di negeri 17ribu pulau, 6000 bahasa daerah dan 640 suku bangsa. kita sadar bahwa kita bertetangga bukan hanya satu agama, tetapi kita berdampingan dengan berbagai agama.

Seterusnya, dengan “Kesabaran” kita mesti saling menghormati, saling menghargai dan berinteraksi, bergaul dan bergumul dengan semua orang, golongan, dan penganut agama lainnya. kita sabar bahwa banyak perbedaan cara pandang, perbedaan keyakinan dan perbedaan kepentingan.

pada akhirnya, dengan “Keikhlasan” kita mesti mengakui eksistensi semua orang, Golongan, Suku dan Agama sebagai satu kekuatan untuk bersatu padu, bersama sama, bahu membahu, bergotong royong menuju Indonesia yang dicita-citakan, yakni Indonesia yang kuat secara politik, mapan secara ekonomi dan tangguh secara budaya.

Dengan kata lain bahwa kita semua berpandangan yang sama untuk mewujudkan bangsa ini sebagai bangsa yang sejahtera, mandiri dan berkeadilan sosial bagi rakyat.

Advertisement