Foto: Sekertaris DPD HKTI Sulsel, Sudirman Numba
MAKASSAR||Legion News – Rendahnya minat pemuda untuk mengambil estafet dalam regenerasi SDM petani membuat organisasi Pemuda Tani HKTI Sulsel melakukan kegiatan Workshop Peningkatan Akses Permodalan dan Pemasaran bagi petani milenial, Minggu 29/11/2020
Sekertaris HKTI SulSel Sudirman Numba Dalam diskusi mengenai beberapa hal terkait program HKTI Sulsel dalam memberdayakan petani milenial ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan untuk menjadikan petani milenial sebagai SDM yang dapat diharapkan sebagai insan yang mampu mengisi pembangunan pertanian di masa datang.
Aspek itu antara lain kemampuan manajerial dan kepemimpinan, kemampuan membuat perencanaan usaha yang bersifat bankable, kemampuan melakukan pengembangan jaringan (pasar dan permodalan), kemampuan untuk melakukan budidaya berbasis GAP (Good Agricultur Practice), Kemampuan untuk melakukan lobby dan negosiasi, dan tidak kalah pentingnya adalah kemampuan untuk menunjukkan diri sebagai seorang yang memiliki integritas/ kejujuran karena basis dan modal utama dalam berbisnis adalah kejujuran dan memegang teguh etika bisnis.
Sudirman menjelaskan bahwa saat ini pihak Kementan memprogram ekspor tiga kali lipat perlu direspon oleh Pemuda Tani HKTI. Ekspor baru bisa diyakini jalan kalo Panen ada, panen baru bisa jadi kalo kegiatan penanaman dilaksanakan secara baik (GAP), penanaman akan sukses menghasilkan produksi jika tersedia benih yang baik diikuti dengan pemeliharaan yang baik.
Olehnya itu salah satu aspek yang bisa dimainkan oleh pemuda tani HKTI Sulsel adalah dalam bidang perbenihan. Ya Alhamdulillah pak Kadis Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura Sulsel mengutus kepala UPTD perbenihan hortikultura untuk mengikuti kegiatan ini sehingga kita harus mengambil hikmah dan manfaat. Salahsatunya adalah bagaimana Pemuda Tani HKTI berkordinasi dengan DPD HKTI SULSEL dalam menjalin kerjasama dengan UPTD perbenihan Horti dalam penyediaan bibit kentang yang selama ini masih harus didatangkan dari Jawa barat. Insya Allah saya selaku bagian dari devisi pengembangan kerjasama UMI mks fakultas pertanian UMI bisa mengajak teman-teman akademisi yang memiliki kompetensi dalam bidang teknologi kultur jaringan bisa bekerja sama untuk itu. Tadi kita mendengar informasi dari pak Gaffar (kepala UPTD) bahwa banyak program yang dibuat tapi seringkali tidak bisa maksimal karena adanya keterbatasan dalam ketersediaan benih. Jadi semoga kegiatan hari ini bisa menjadi entrypoint dalam membangun sinergi antara organisasi HKTI, pemerintah/dinas pertanian dan perguruan tinggi. (Anas)