Attock Suharto: Semua Calon Walikota Memiliki Peluang Yang Sama Memenangkan Kontestasi Pilwali Makassar 2020

Attock Suharto : Semua calon walikota memiliki peluang yang sama memenangkan kontestasi Pilwali Makassar 2020

pesta demokrasi, kota Makassar selalu menyajikan tontonan politik yang seru hingga di akhir perhelatan. Seperti yang terjadi saat ini, ketika daerah lain yang ada di Sulsel, juga ikut melaksanakan Pilkada serentak tahun ini, cenderung sepi, bahkan ada daerah yang dicap demokrasinya mati suri, hal itu beda jauh dengan yang terjadi di Kota Makassar. Menjelang masa pendaftaran calon dibuka, konstelasi politik di Makassar semakin memanas.

Pengamat Komunikasi Politik UIN Alauddin Makassar, Attock Suharto melihat peluang untuk empat calon tetap terbuka lebar, sekalipun banyak kalangan yang memprediksi jika akan ada salah satu calon yang akan tersingkir nantinya.

“Saya kira peluang untuk empat calon yang akan maju bertarung di Pilwalkot tahun ini cukup besar. Saat ini kan semua kandidat calon masih terus melakukan lobby politik, sekalipun itu bisa saja memang ada gerakan politik yang dilakukan salah satu kandidat untuk menggagalkan kandidat lain, dan bagian dari strategi politik” kata Attock kepada baktionline.

Advertisement

Menanggapi wacana yang berkembang akhir-akhir ini, saat banyak kalangan yang memprediksi pasangan Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan) akan keteteran untuk mencukupkan dukungan parpolnya, akibat beberapa parpol yang digadang-gadang mendukungnya, justeru balik haluan ke kandidat lainnya, Attock menilai itu bagian dari permainan opini politik yang diharapkan menjadi konsumsi publik.

“Kenapa pasangan Dilan belakangan ini diwacanakan akan tersingkir, karena ketika Dilan tersingkir, maka tentu peta politik akan berubah. Hingga saat ini, Dilan memiliki hasil survei yang cukup tinggi. Berada diurutan kedua, di bawah pasangan Danny-Fatma (Adama), itupun selisihnya tipis saja,” ungkapnya.

Attock menambahkan, konstelasi politik terus akan bergerak hingga masa pendaftaran calon ditutup. Dan tentu setiap kandidat akan terus menjaga silaturahminya untuk tetap meyakinkan parpol untuk mengusungnya. Waktu yang tersisa, kurang lebih 10 hari lagi, lanjut Attock menjadi masa yang krusial bagi para kandidat.

“Kalau endingnya nanti yang akan bertarung itu tiga calon, maka peluang masing-masing calon tentu akan merata, sebaliknya jika yang bertarung itu empat calon, peluang akan mengerucut pada dua peraih survei teratas. Inilah yang menarik kita tunggu nantinya,” kunci Attock.

Di tempat terpisah, Muh Ali, salah satu dari kedua RW yang ada di Kecamatan Tamalanrea, mengatakan jika saat ini, di wilayahnya, pergerakan kandidat sudah cukup massif untuk menggalang dukungan dari masyarakat.

“Sudah ada beberapa tim sukses yang datang menyodorkan kandidatnya untuk didukung, tapi kami disini telah berkomitmen dengan seluruh tokoh masyarakat yang ada untuk mendukung calon yang kita anggap layak memimpin Makassar kedepan. Dan itu kami sudah tentukan pilihannya,” ujar Muh Ali.

Saat Baktionline mencoba menanyakan, apakah tidak terlalu dini menentukan pilihan sementara pergerakan politik masih sangat dinamis, Ketua RW yang sudah tiga periode ini mengatakan, begitulah sistem yang digunakan di wilayahnya, siapa kandidat yang pertama datang, dan memang punya kapasitas dan kapabilitas, maka itulah yang didukung, dan tidak menerima kandidat lain lagi.

Apa yang dikatakan Dg Nippi, sapaan akrabnya, bukan isapan jempol belaka, setiap perhelatan Pilwalkot, dirinya mampu membuktikan kekompakan bersama warganya, sekalipun seluruh RW di Kelurahannya memenangkan calon berbeda, di RW nya, tetap konsisten dengan pilihannya. Salah satu bukti teranyar, ketika Pilwalkot yang lalu, satu-satunya RW yang memenangkan kotak kosong di Kelurahannya, hanya RW 003, karena hal itu telah menjadi komitmen dari awal.

Sementara itu, salah satu pengusaha yang ada di Kota Makassar, Saiful Islam, Direktur Utama PT. Royal Persada Property bertutur dirinya tidak terlalu melihat seberapa banyak kandidat yang akan maju, begitu pula sosoknya. Baginya, siapa saja yang memimpin kota Makasaar kedepan tidak masalah, yang penting kebijakan yang dilaksanakan itu pro kepada rakyat, utamanya kalangan menengah ke bawah.

Karena menurutnya, masih banyak hal-hal yang dasar dan substansial yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat yang belum tersentuh oleh kebijakan pemerintah saat ini. Seperti ketika terjadi bencana, kadang masih ada warga yang tidak tercover oleh pemerintah. Tentunya dibutuhkan pemimpin yang punya kepedulian kemanusian yang tinggi.

Hal lain yang bisa menjadi perhatian bagi kandidat, bagaimana penerapan sistem perizinan usaha yang online, karena selain memangkas jalur birokrasi yang kadang berbelit-belit, juga mengurangi pungli yang kerab terjadi selama ini. Ketika hal itu sudah bisa dilaksanakan, maka tatanan birokrasi bisa berjalan dengan baik.(TB)

Advertisement