Oleh: Pahmuddin Colik
Presiden Mahasiswa UIN Alauddin 2010
LEGIONNEWS.COM – OPINI, Membaca semangat jurnalis yang memandu diskusi yang bertemakan (konsolidasi ke ummatan dan kebangsaan)kegiatan tersebut di jadikan pemantik pada kegiatan awal Ikatan Alumni UIN Alauddin Makassar dan silaturrahmi Nasional. Tvri yang dahsyat menghadirkan ketua IKA bapak H. Idrus Marham. Ketua IKA sangat apik mengurai harapannya tentang IKA yang di huni sebagian besar guru besar.
Pertanyaan saya, guru besar yang mana, tentu tidak semua juga guru besar punya perilaku yang terpuji, tentu ada di antara guru besar yang perilakunya kurang terpuji dan tidak pantas menjadi teladan, silahkan di periksa, sekaligus koreksi jika saya salah menilai.
Pada fase konsolidasi terlihat ketua IKA berdampingan dengan Rektor UIN alauddin makassar, pertanyaan saya berikutnya, apa prestasi beliau selama lima tahun memegang amanah, di manfaatkan seperti apa kewenangan itu? Kemajuan seperti apa yang di torehkan beliau kepada institusi yang kita cintai bersama, mengingat UIN Alauddin tidak lagi masuk dalam rangking 10 besar Perguruan Tinggi Islam yang diminati. Tidak hanya itu, masalah demi masalah bermunculan.
hal yang paling mencolok adalah arogansi yang membuat sekte antar mereka sendiri, paling mencoreng adalah video yang berdurasi pendek saat Aksi demonstrasi mahasiswanya yang menuntut penurunan biaya pendidikan malah dengan keangkuhan dan kesombongan di atas mobil Alvard mengarahkan sopirnya, bukan memilih turun untuk berdialog dengan para demonstran.
Ketua ika menyentil soal integritas, saya ingin mengatakan bahwa UIN alauddin Makassar di bawa kepemimpinan Hamdan Juhannis mengalami penurunan Integritasnya, seiring dengan berjalannya waktu tidak terasa perjalanan menuju pergantian dirinya sebagai rektor masih menyisakan noktah hitam, tidak bisa kita menutup mata menyaksikan polemik yang tidak mendidik dan memalukan, wajib aturan berjalan sehat sesuai rangkaian acara silaturahmi yaitu (jalan sehat) stop bicara bangsa dan negara saat rumah sendiri sedang tidak baik-baik saja.
Saat memberanikan diri mengadili diri sendiri sebelum melangkah lebih jauh, tentu pada perjalanan perguruan tinggi yang berkemajuan wajib memberanikan diri untuk menerobos kemajuan zaman, sesuai keluhan pengajar uin alauddin makassar yang enggan di sebutkan namanya, selama kepemimpinan Prof. Hamdan Juhanes sistem IT (benwich) selalu down alias bermasalah pada hal anggaran maintenance sangat fantastis kurang lebih Dua miliar setiap tahun, namun buktinya sering bermasalah pada servernya selalu bermasalah jaringannya, mahasiswa dan pengajar selalu mengeluhkan,hal tersebut membutuhkan penegak hukum untuk melakukan pemeriksaan demi transparansi anggaran bagi warga kampus sebagaimana potret yang terjadi di beberapa Perguruan tinggi lainnya dimana rektor menjadi tersangka karena melanggar regulasi.
Kita berharap semoga dengan semaraknya reuni Alumni UINAM makassar bisa menyisihkan waktunya membenahi polemik dan kisruh pemilihan rektor UINAM. Kita mengharapkan penyelenggaraan pemilihan rektor yang adil dan mampu melahirkan pemimpin yang punya integritas, bukan pemimpin yang hanya pandai beretorika saja di mimbar resmi.
