“Sleepy Joe” atau “Slow Joe” Gaya Trump Menganggu Rival Politiknya

Oleh Steve Holland

BEDMINSTER, New Jersey||Legion News – Presiden AS Donald Trump yang berulang kali menggunakan nama julukan merendahkan untuk menggambarkan lawan-lawannya sepanjang karir politiknya, bermain-main dengan perubahan nama pada Jumat untuk pesaingnya dari Demokrat dalam pemilu 3 November, Joe Biden.

Tidak bisa mengadakan kampanye besar-besaran khasnya karena pandemi, Trump membawa sekitar 300 petugas polisi yang mendukung upayanya untuk terpilih lagi ke area terbuka di luar clubhouse di klub golf Bedminster, New Jersey. Seperti di lansir dari kantor berita Reuters

Trump meminta pendapat orang banyak tentang apakah dia harus tetap menggunakan “Sleepy Joe” (Joe Si Ngantuk) atau mengubah nama panggilannya menjadi “Slow Joe” (Joe Si Lamban).

Advertisement

Trump (74) sering berusaha menebar keraguan tentang kompetensi Biden karena usianya yang 77 tahun, sebuah strategi yang tampaknya tidak banyak berpengaruh karena Biden telah memimpin secara konsisten dalam jajak pendapat secara nasional dan di banyak negara bagian yang menjadi medan pertempuran.

“Apa yang lebih baik, Sleepy Joe atau Slow Joe?” tanya Trump kepada khalayak. “Saya bolak-balik.”

Dia menggelar jajak pendapat kepada kerumunan mana dari kedua julukan itu yang lebih disukai audiens. Sleepy Joe mendapat sorakan lebih keras.

“Itu yang saya pikirkan,” kata Trump.

Dia menambahkan: “Saya mendapatkan semua orang ini memberi tahu saya… ‘kita tidak suka ‘mengantuk’ karena itu tidak sopan, kami sedang membicarakan presiden Amerika Serikat.’ Saya akan beri tahu Anda satu hal, (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan (pemimpin Korea Utara) Kim Jong Un dan Presiden Xi (Jinping) dari China, mereka tidak mengantuk…. Kita tidak boleh punya orang lamban dan tukang mengantuk yang berurusan dengan mereka”

Trump kesulitan menemukan garis serangan yang konsisten terhadap Biden, yang terkenal di Amerika setelah berkarir di Senat AS dan delapan tahun sebagai wakil presiden.

Trump menggunakan pidatonya untuk mempromosikan tema hukum dan ketertiban di tengah unjuk rasa keadilan rasial yang meletus setelah kematian seorang pria Afrika-Amerika, George Floyd, di Minneapolis, Minnesota, selagi ditahan polisi.

Trump akan menghentikan kampanye di Minnesota pada Senin, di mana topik tersebut kemungkinan besar akan muncul lagi.

(Laporan Steve Holland; Disunting oleh Sonya Hepinstall)

Advertisement