EDUKASI|| Legion News – Sebuah tulisan M. Tasbih, salah seorang Alumni sekolah manajemen Kepemimpinan Pemuda UNHAS, dimana dalam pesanya fokus pada kekompakan masyarakat lutra untuk bangkit kembali.
Saat ini kita semua sedang dalam keresahan. Dampak banjir melumpuhkan Kota dan mempengaruhi aktivitas 6 kecamatan di Luwu Utara. Tentunya akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat kita.
Dua puluh hari pasca bencana memasuki tahapan krusial terhadap kelanjutan penanggulangan bencana banjir kita.apalagi ketika air meluap lagi masyarakat merinding ketakutan..
Saya melihat relawan telah berjibaku dengan pemerintah dan masyarakat untuk bisa kembali bangkit dari keterpurukan.
Namun ditengah kondisi penanggulangan yang masih abstrak ini.Kita kembali terancam oleh perpecahan dan pengkotak-kotakan sosial akibat dari remah-remah politik yang sedang bergulir.
Jikalau para elit politik berpecah dan fokus pada Pilkada, bagaimana nasib kitab masyarakat Luwu Utara yang masih berduka dan masih dalam kebelum-jelasan di tenda pengungsian.
Mari Bersatu Fokus pada penanggulangan Banjir. Sisihkan warna dan Arah politik.
Wahai pemangku kebijakan,
jika masyarakat berkenan
“Mari kita sepakat untuk menunda Pilkada di bulan Desember”
Agar pemerintah kita bisa fokus bekerja sama dan bersatu menanggulangi bencana di kabupaten kita.
Agar tak ada lagi saling curiga dan perpecahan antar kubu di bumi lamaranginang kita tercinta.Agar kita bisa kembali menghuni tempat tinggal kita nyaman dan aman tanpa keresahan.
Agar semua elemen barsatu tanpa ego mewujudkan “Luwu utara Bangkit” Satukan people power kita, aspirasikan “Kemanusia” diatas kepentingan politik.
Sesungguhnya masyarakat memegang teguh kedaulatan daerah
Ditulis pada 2 agustus 2020
Ketika hidup mulai terancam di bawah langit yang Kelam, Mari bersatu padu, sisihkan warna politik, 20 hari pasca bencana situasi kita masih memperihatinkan dalam kecemasan dan ketakutan.
Penulis: M. Tasbih
Alumni Sekolah Manajemen Kepemimpinan Pemuda UNHAS
