Guru Besar Universitas Oxford Sebut Pemerintah Berhasil Hilangkan 8 Juta Penduduk Miskin dalam 5 Tahun

FOTO: Ekonom yang juga Guru Besar Universitas Oxford, Inggris, Sabina Alkire
FOTO: Ekonom yang juga Guru Besar Universitas Oxford, Inggris, Sabina Alkire

LEGION NEWS. COM – Ekonom dari Universitas Oxford, Inggris, Sabina Alkire mengusulkan agar Pemerintah Indonesia menggunakan Indeks Kemiskinan Multidimensi Global atau Global Multidimensional Poverty Index (MPI) sebagai alat ukur untuk menilai keberhasilan penghapusan kemiskinan ekstrem secara komprehensif.

Guru besar Universitas Oxford Profesor Sabina Alkire menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia berhasil mengangkat 8 juta rakyat miskin dalam rentang waktu lima tahun.

“Sejumlah indikator kemiskinan multidimensi (MPI) di antaranya kebutuhan atas kecukupan nutrisi, pemenuhan pendidikan dasar, akses listrik hingga sanitasi menunjukan penurunan yang signifikan,” kata Prof Sabina dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (16/12).

Menurutnya, dengan capaian tersebut, Indonesia dinilainya sebagai negara yang berhasil mengentaskan kemiskinan tercepat setelah negara Cina.

Advertisement

“Ini membuat Indonesia menjadi negara kedua tercepat setelah Cina yang berhasil menurunkan banyak indikator kemiskinan multidimensi,”demikian Prof Sabina.

Atas keberhasilan tersebut, sejumlah akademisi dalam negeri sepakat bahwa perlu ada peningkatan kapasitas dan wewenang dari TNP2K, apalagi dengan target tenggat waktu penghapusan kemiskinan ekstrem yang tersisa dua tahun.

Ekonom dari Universitas Oxford, Inggris, Sabina Alkire mengusulkan agar Pemerintah Indonesia menggunakan Indeks Kemiskinan Multidimensi Global atau Global Multidimensional Poverty Index (MPI) sebagai alat ukur untuk menilai keberhasilan penghapusan kemiskinan ekstrem secara komprehensif.

“Indonesia perlu memiliki andil global pada isu ini dengan mengambil pendekatan, strategi, dan cara pandang global dalam mengatasi tantangan domestik maupun global. Global MPI menawarkan referensi global terkait penghapusan kemiskinan ekstrem, pemilahan data yang beragam, dan metodologi terbaru setiap tahunnya mengacu pada tren global,” kata Sabina melalui sambungan video pada Kamis.

Sabina menyampaikan hal tersebut dalam Forum Akademisi bertajuk “Menuju 0 Persen Kemiskinan Ekstrem di Indonesia: Tantangan, Kebijakan, dan Solusi untuk Pertumbuhan Inklusif di Indonesia” yang diselenggarakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) bersama Indonesia Bureau of Economic Research (IBER) di Jakarta. (**)

Advertisement