LEGION NEWS.COM – Melihat potensi perempuan dalam perpolitikan di Sulawesi Selatan, Di Pemilukada 2024 mendatang.
Partai Golkar disebut-sebut pemilik kader perempuan potensial dalam perpolitikan. Mereka perempuan yang punya Elektabilitas mumpuni kedepan.
Bagaimana pengamatan yang dilakukan, Profetik Institute terhadap 3 srikandi potensial yang dimiliki partai Golkar.
Sebenarnya dalam konteks Sulawesi Selatan, banyak perempuan yang terlibat secara langsung dalam gelanggang politik praktis. Walaupun memang jumlah politisi perempuan masih kalah jauh dibanding jumlah politisi laki-laki di Sulsel. Namun secara umum ada peningkatan partisipasi politik perempuan di Sulawesi Selatan.
Salah satu parpol yang memiliki banyak stok politisi perempuan adalah Partai Golkar, para politisi ini tidak sekedar aktif dalam aktivitas-aktivitas kepartaian, tetapi memiliki peran strategis dalam pentas politik, selain itu mereka juag aktif dalam merawat dan memperbesar basis elektoral mereka.
“Ibu Andi Ina Kartika, yang kini menjabat sebagai Ketua DPRD Sulsel misalnya, yang sampai detik ini aktif menyerap aspirasi masyarakat, bahkan beliau digadang-gadang berpotensi mengisi posisi-posisi politik strategis di masa depan, semisal beliau diisukan sebagai salah satu Bakal Calon kuat Bupati Barru di pilkada 2024 mendatang,” ujar Asratillah.
“Di Golkar juga ada nama ibu Indah Putri Indrayani yang saat ini masih menjabat sebagai Bupati Luwu Utara,” tambahnya.
Bahkan Ibu Indah merupakan salah satu politisi perempuan yang cukup populer di media sosial sehingga cukup populer di kalangan pemilih millenial.
Aktivitas Ibu Indah sebagai kepala daerah juga mudah di pantau melalui akun-akun media sosialnya, sehingga manambah tingkat kesukaan dan keberterimaan (aksepbilitas) beliau di tengah-tengah masyarakat. Bu Indah juga disebut-sebut sebagai salah satu politisi perempuan yang berpotensi maju sebagai bakal calon wakil Gubernur Sulawesi Selatan.
Lalu ada juga nama Debbi Purnama Rusdin, yang melalui rekam jejak digitalnya kita bisa melihat keaktifan beliau dalam menyapa serta berdialog konstituen. “Di samping itu, tidak sedikit tokoh masyarakat yang menganggap Ibu Debbi sebagai politisi yang layak untuk maju sebagai calon Wakil Walikota Makassar bahkan Calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan di 2024 nanti,” imbuh Direktur Profetik Institute ini.
Hal penting yang mesti dicatat oleh para politisi perempuan adalah relevansi isu politik yang mereka bawa ke ruang publik. Para politisi perempuan mau-tidak mau mesti bisa mengendors kebijakan-kebijakan yang mendorong kesetaraan gender serta meminimalisir ketimpangan kuasa gender yang ada di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu para politisi perempuan juga mesti membawa nuansa politik yang lebih “soft” dan “kolaboratif”, karena tidak bisa kita pungkiri politik di Indonesia adalah politik yang sangat beraroma maskulin, sehingga rentan menimbulkan konflik yang tidak produktif dan destruktif. (Let)