LEGION NEWS.COM – DPP Partai Demokrat telah melantik kepengurusan DPD Demokrat Sulsel. Ni’matullah Erbe kembali menahkodai partai berlambang bintang mercy. Hengkangnya Ilham Arief Sirajuddin (IAS) ke partai yang pernah membesarkan nya, partai Golkar jadi perbincangan publik.
Kepada awak media di sela-sela acara pelantikan pengurus DPD Partai Demokrat Sulsel di Hotel Four Points by Sheraton, Sabtu, (28)5). TP mengatakan sampai saat ini belum menerima Undangan untuk hadir di Halal Bihalal dan Deklarasi Airlangga Hartarto sebagai calon Presiden, berlangsung di Hotel Four Points Makassar, Minggu 29 Mei 2022 besok.
Awak media Legion news com meminta pandang pengamat politik Profetik Institute.
Mengenai isu IAS akan bergabung ke Golkar. Apakah akan ada suasana yang hangat?
Asratillah; Kita ketahui IAS adalah salah satu figur yang cukup agresif secara politik dan memiliki gerbong yang masih loyal hingga hari ini. Ini terlihat dari rekam jejak politik yang beliau punya, dihujung karirnya sebagai walikota Makassar beliau memutuskan maju sebagai cagub walaupun kalah oleh SYL waktu itu.
Lalu setelah menyelesaikan masa tahanannya, IAS tetap eksis dalam kancah politik dengan cara menjadi mentor Dg. Ichal Pilwali Makassar kemarin, lalu beliau ikut dalam kontestasi perebutan ketua DPD Demokrat Sulsel, dan saat ini berencana lompat ke Golkar dan mensosialisasikan diri secara aktif sebagai calon Gubernur Sulsel.
Selain itu, Apakah akan Mengancam posisi Taufan Pawe (TP) yang ingin mencalonkan diri sebagai Gubernur?
Asratillah; Kehadiran IAS di Golkar Sulsel, di satu sisi akan memperkuat kekuatan elektoral Golkar, karena bagaimana pun IAS punya basis suara yang terawat hingga hari ini. Untuk konteks Pilpres dan Pileg berpotensi menambah suara Golkar di tahun 2024 mendatang.
Namun potensi konflik kepentingan kemungkinan akan muncul di momen pilkada 2024, baik dalam konteks pilgub maupun pilbup/pilwali. Kita ketahui pak TP sampai hari ini disosialisasikan oleh para fungsionaris Golkar sebagai Cagub Sulsel di hampir semua momen konsolidasi Golkar Sulsel, bersamaan dengan disosialisasikannya Airlangga sebagai Capres.
Jika IAS masuk dengan pencitraannya sebagai cagub, maka berpotensi membingungkan bahkan membelah dukungan kader Golkar Sulsel di pilgub nanti.
Jika ini tidak diolah dengan baik maka bisa jadi justru memperlemah posisi politik Golkar Sulsel di Pilgub nanti.
Begitu pula untuk konteks pilbup dan pilwali. Pak TP pasti punya ancang-ancang sedari awal siapa yang akan dijadikan sebagai bakal kandidat calon bupati dan calon walikota nanti. Jika pak IAS masuk maka beliau akan membawa serta gerbongnya, yang juga punya potensi dan minat maju di pilbup dan pilwali. (Let)