LEGION NEWS.COM – Aksi sekelompok mahasiswa asal papua yang didukung oknum mahasiswa asal makassar batal menggelar aksi nasional rakyat papua menolak DOB dan Otsus Jilid II, lebih memilih jalan Referendum. Aksi yang direncanakan di monumen mandala mendapat hadangan dari aparat kepolisian dari Polrestabes Makassar.
Sekelompok mahasiswa papua yang didukung oknum mahasiswa asal makassar akhirnya hanya bertahan dipelataran dan halaman asrama papua yang berada di jalan Lanto Dg Pasewang, Mamajang, Kota Makassar. Selasa, (10/5/2022).
Tidak hanya aparat kepolisian, Ormas nasionalis Brigade Muslim Indonesia (BMI) ikut menghadang langkah mahasiswa tersebut yang bakal menggelar aksi di monumen irian barat di jalan Jenderal Sudirman, Makassar.
Saat aparat menghalau, Ormas BMI ikut terlibat. Sempat terjadi kericuhan saat aksi tersebut dihalau aparat.
“Intinya bahwa kami sudah ingatkan mereka, dan saya rasa aparat pun sudah mengingatkan mereka,” kata Zulkifli Ketum BMI.
Hanya mereka tetap mengindahkan permintaan aparat. Mereka tetap ngotot untuk turun ke monumen mandala simbol pembebasan irian barat, Untuk meneriakkan tolak Otsus dan mendukung Papua merdeka, ungkap Zukifli. Selasa,
“Mereka ini jelas pendukung teroris KKB dan tadi itu mereka jelas-jelas meneriakkan dukungan kepada gerakan OPM dan Papua Merdeka,” tegas Ketum BMI.
Tadi ada sekelompok oknum mahasiswa di makassar ikut dan terlibat dalam aksi yang menolak Otsus Jilid II, DOB dan mendukung OPM. “Kami sangat prihatin harusnya mereka paham tentang bela negara tetapi malah ikut mendukung papua merdeka,” imbuh dia.
Ketum BMI ini juga sangat menyayangkan keterlibatan oknum mahasiswa makassar. “Terkait papua mereka harus paham, silahkan kritik semua kebijakan pemerintah tapi cintailah negerimu Indonesia bukan malah mendukung langkah teroris KKB yang telah banyak membunuh aparat negara dan masyarakat yang tidak berdosa,” kunci Zulkifli.
Perkembangan terkini aksi penolak Otsus Jilid II dan DOB dari pemerintah. Aksi mahasiswa tersebut lebih mendukung langkah Referendum. Aksi di kota Jayapura, Papua, Dibubarkan paksa oleh aparat gabungan dari TNI dan Polri.
Dilansir dari Kompas.com di Jayapura, Papua. Aparat gabungan membubarkan massa aksi yang melakukan demonstrasi tolak DOB di beberapa lokasi di Kota Jayapura, Papua, Selasa (10/05/2022).
Beberapa titik lokasi massa aksi yang dibubarkan seperti Lingkaran Abepura, Distrik Abepura, Expo Waena, Perumnas III Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura.
Salah satu anggota massa aksi demonstrasi, Willem mengungkapkan bahwa demonstrasi damai yang dilakukan terpaksa dibubarkan oleh aparat gabungan dari TNI-Polri yang ada di Expo Waena.
“Demonstrasi yang kami lakukan secara damai terpaksa dibubarkan. Alasannya karena tidak memiliki izin,” katanya saat dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon selulernya, Selasa siang.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Agustina, salah satu pendemo di Perumnas III Waena, Distrik Heram. “Kami dibubarkan aparat gabungan TNI-Polri dengan penembakan gas air mata dan sempotan air water canon,” ujarnya secara terpisah.
Demonstrasi menolak Daerah Otonomi Baru (DOB) dan Otonomi Khusus (Otsus) di sejumlah wilayah Jayapura, Papua, Selasa (10/5) dibubarkan paksa kepolisian.
Pembubaran paksa itu sempat terekam dalam sebuah video yang tersebar di media sosial Twitter. Video itu diunggah Juru Bicara Petisi Rakyat Papua, Jeffry Wenda.
Direktur LBH Papua Emanuel Gobay membenarkan terjadinya insiden tersebut. Menurutnya, saat itu aparat kepolisian membubarkan paksa aksi damai tersebut dengan menggunakan water cannon.
Gobay juga menyebutkan setidaknya ada tujuh orang yang ditangkap oleh kepolisian dalam aksi tersebut.
Mereka yang ditangkap di antaranya Jubir PRP Jeffry Wenda, Jubir Nasional Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Ones Suhuniap, dan Omizon Balingga.
Sementara, sisanya ia mengaku belum mengetahui siapa saja yang ditangkap.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan bahwa pembubaran itu dilakukan lantaran massa aksi bersikeras merangsek masuk ke kantor pemerintahan.
“Mereka paksa akan longmarch ke DPRP, rekan-rekan coba nego untuk perwakilan, mereka tetap ngotot,” kata Kamal saat dikonfirmasi, Selasa (10/5) dikutip dari CNN Indonesia.
Ia menyebut unjuk rasa di Jayapura telah dibubarkan namun demonstrasi di Wamena hingga saat ini masih berlangsung.
Kamal belum menjelaskan lebih lanjut mengenai kronologi pembubaran demonstrasi di Jayapura. Termasuk, jumlah pihak yang diamankan dalam kegiatan tersebut. (LN/Kompas/CNN)