Oleh: Sukmayadi Maeruddin
LEGION NEWS.COM, OPINI – KONI, komite Olahraga Nasional Indonesia, satu satunya lembaga yang mempunyai otoritas tersentralisasi untuk mengurus, mengelola, mengkoordinasikan segala hal yang berbau “olahraga,” baik itu olahraga untuk prestasi maupun olahraga dalam pengertian umum, untuk kesehatan masyarakat.
Dalam imagi ideal kita, Karena KONI adalah the one and only dalam mengurusi perolahragaan, maka setiap orang orang dalam organisasi ini, adalah orang yang paham betul apa itu olahraga prestasi, punya spirit dan determinasi dalam mengejar prestasi, punya fisik dan mental sportifitas yang baik karena suka berolahraga, dan yang terakhir mencintai betul hakikat dari berolahraga dengan segala aspeknya.
Hal diatas penting, mengingat kebiasaan buruk “kita”, kita mengacu pada pihak pihak yang punya kapasitas dan otoritas untuk menentukan pengurus Koni.
Kebiasaan buruknya adalah ,menjadikan KONI sebagai lembaga tempat “panti wreda” atau “pelabuhan terakhir” atau ” tempat transit” bagi orang orang yang dipilih pengurusnya.
Saya memilih diksi “panti wreda” “pelabuhan terakhir” “tempat transit” bukan tanpa alasan. Lihatlah , sepanjang amatan kita Sejak KONI berdiri dari pusat hingga Sulsel dan KONI kabupaten, penentuan Ketua dan fungsionarisnya adalah parade pensiunan atau mendekati pensiun, para oportunis politik yang namanya selalu ada disetiap organisasi, juga para pemuda “part time” yang tidak terpakai di partai dan organisasi profit maupun nirlaba lain, ini sudah bukan rahasia umum.
Organisasi KONI seharusnya menjadi motor turbo dalam prestasi olahraga maupun kesehatan masyarakat secara umum. Tapi itulah jika pengurusnya memang dipilih untuk orientasi yang lain, maka akan sulit mengejar obsesi prestasi itu.
KONI Sulsel khususnya harus jadi garda terdepan dalam yang menjadi icon perolahragaan. Dan semuanya harus dimulai dari Ketua KONI nya. Saya jujur harus mengatakan bahwa sebuah anomali jika Ketua KONI berdiri di panggung sambil memaparkan pentingnya berolahraga untuk menjaga kesehatan dan mengejar prestasi, sementara Ketua KONI sendiri bertubuh “Tambun” “Tua” dan bersuara lemah. Sungguh tiada makna yang inspiratif yang bisa diambil di dunia olahraga.
Oleh karenanya disaat Momentum untuk memilih Ketua KONI Sulsel yang baru, kita berharap ketua KONI dalam perspektif ideal kita adalah seorang yang muda, energik, Visioner, punya determinasi untuk mengejar prestasi, punya kepemimpinan untuk mengakomodir setiap Cabor di bawahnya, dan yang paling penting sangat ,mencintai berolahraga.