KENDARI, Legion News – Aliansi gabungan Mahasiswa dan aliansi dari perkumpulan pemuda tolaki melakukan aksi Demo di kantor Imigrasi Provinsi Sulawesi tengara, tuntutan dan Substansi mereka ialah menolak kedatangan TKA china di Sultra, Saat ini beberapa perwakilan massa aksi diizinkan masuk guna melakukan Diskusi untuk menemukan titik terang dari tuntutan mereka, Selasa (23/06/2020).
Sekitar jam 14.00 Wita. yang berlokasi di Ambaipua Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konsel berlangsung aksi unjuk rasa dari gabungan beberapa elemen, yakni TAMALAKI, IAIN Kendari, HMI Sultra, IMM Kota Kendari.
Adapun tuntutan massa aksi yakni tetap Konsisten dan komitmen menolak kedatangan 500 TKA asing di Provinsi Sulawesi tenggara.
Penyampaian tersebut sambil bergantian disampaikan oleh Orator yang tergabung dalam Aksi Demo hari Ini. Sampai saat Ini pihak keamanan tampak berjaga untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Di lokasi lainnya sebanyak 3 orang warga negara asing (WNA) asal China diamankan massa yang melakukan sweeping di Jalan Poros Bandara Haluoleo tepatnya di perempatan Ambaipua Kecamatan Ranomeeto, Senin (22/6/2020). Ketiga WNA China tersebut dicegat oleh massa saat mengendarai mobil bak terbuka merek Hilux yang datang dari Bandara Haluoleo. Di dalam mobil tersebut ditemukan 1 sopir merupakan warga negara Indonesia dan 3 warga negara Tiongkok. 2 dari 3 WNA itu memiliki KTP Indonesia.
Salah seorang dari massa yang melakukan sweeping Sulkarnain menjelaskan, setelah melakukan demonstrasi di gerbang perbatasan Kendari-Konawe Selatan, mereka bersama organisasi lain seperti Tamalaki, Lembaga Adat Tolaki (LAT) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) langsung bergerak menuju simpang empat Bandara.
Mereka lalu mengecek satu persatu kendaraan yang keluar dari Bandara Haluoleo. Saat mobil Hilux itu melintas, massa kemudian melihat 4 orang di dalam mobil. Menurut ketua HMI cabang Kendari ini 3 di antaranya warga negara asing yang diduga berstatus tenaga kerja asing (TKA). “Translator itu punya KTP Indonesia, tapi mengaku bukan orang sini (KTP Medan). Satu orang China itu ada KTP-nya, dia tahu bahasa Indonesia. Saya sempat foto. Satu orangnya lagi dia sama sekali tidak tahu bahasa Indonesia dan tidak bawa identitas,” ujar Sulkarnain melalui telepon, Senin (22/6/2020). Sulkarnain mengaku, massa sempat memanas, sebab para WNA ini tidak mau mengaku tujuan kedatangan mereka. Warga negara asing ini akhirnya mengaku akan ke Kota Kendari namun tanpa tujuan yang jelas.
Setelah dipaksa munculkan indentitas, seorang WNA China itu langsung menyerahkan foto visa dalam bentuk foto copy. Untuk menghindari amukan massa, warga negara China ini diserahkan ke Polsek Ranomeeto. “Kita minta agar tidak diloloskan sebelum identitasnya jelas. Kapolsek Ranomeeto sudah menjaminkan tadi. Ada teman-teman kami mengawal para TKA itu,” pungkas dia.(adm)