SOROTAN||Legion-news.com Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo. Ada pernyataan Antonius Benny dalam sebuah video yang diupload di kanal YouTube Rumah Kebudayaan Nusantara.
“Apa yang dilakukan Ahok harus dilanjutkan seharusnya. Sehingga penataan kota Jakarta dalam mengatasi masalah banjir itu menyeluruh tidak parsial dan tidak sifatnya politis. Kalau sifatnya politis, ga akan selesai-selesai,” kata Antonius
Sebelumnya, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Romo Antonius Benny Susetyo mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa belajar kepasa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam penanganan banjir.
Atas pernyataan Benny tersebut mendapat tanggapan dari Ekonom Senior, Rizal Ramli mengomentari pernyataan Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo.
Rizal Ramli mengatakan pernyataan Antonius yang menyebutkan Anies Baswedan bisa belajar kepada Ahok dalam penanganan banjir menunjukkan bahwa dirinya benar-benar seorang Romo.
Namun, Romo yang dikatakan Rizal Ramli ini bukan bermakna yang sebenarnya. Romo yang dia maksud adalah Romo Politik. Ia menyingkatnya menjadi RomPOL.
Hal tersebut disampaikan Rizal Ramli melalui akun Twitter @RamliRizal.
“Bener2 ROmPOl = Romo Politik – nyaris tidak bisa berfikir objektif,” kata Rizal Ramli seperti dikutip dari akun @RamliRizal, Selasa 23 Februari 2021.
Kembali ke pernyataan Romo Antonius Benny Susetyo, “Seperti zaman Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dulu ada pengerukan, pembersihan drainase dengan pasukan kuning atau pasukan oranye. Sehingga ketika curah hujan melebihi kapasitas, air bisa mengalir. Nah, ini harus dilanjutkan dan dikembangkan lagi kebijakannya dan serius mengatasinya,” jelas Benny.
Benny menambahkan, saat banjir datang, kita jangan menyalahkan alam. Benny menerangkan, Tuhan memberikan kemampuan manusia dalam memprediksi dan cara untuk mengatasi suatu masalah.
Menurutnya, masalah banjir di Jakarta tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara sektoral. Tapi, penyelesaiannya harus menyeluruh. Mulai dari pembersihan drainase sampai dengan pembangunan bendungan.
“Penataan Kota Jakarta harus menyeluruh, tidak parsial serta tidak politis. Apa sesuatu yang baik seharusnya diteruskan seperti bendungan dan pengerukan. Dilanjutkan, dikembangkan, diperbaiki,” tambah Benny.
Benny menekankan, banjir disebabkan oleh perilaku manusia yang serakah dan koruptif dalam membuat kebijakan. Wilayah yang seharusnya menjadi resapan malah dibangun dan dijadikan bisnis.
Jika manusia ingin mengembalikan keadaban alam, lanjutnya, harus ramah dengan lingkungan. Caranya, dengan memelihara, menjaga, dan melestarikan.
Benny menekankan, penting bagi Jakarta membuat master plan yang tepat. “Yang harus ditata dengan benar yang mampu memberikan keadaban bagi lingkungan,” pesannya.
Hal penting lainnya adalah membiasakan tidak buang sampah sembarangan, memilah sampah, membangun eksistensi kebersihan, serta menghidupkan kembali kerja bakti membersihkan lingkungan. “Siapa yang mencintai alam semesta, dia mencintai sesamanya. Tetapi, siapa yang menghancurkan alam semesta, dia menghancurkan kemanusiaan,” tutup Benny. (**)