MAKASSAR, Legion News – Watch Relation of Corruption (WRC) Sulawesi-selatan, di dampingin Poros Pemuda Indonesia, Taqwa Bahar (TB) dan Andi Aswadi serta Pergerakan Pemuda Nasionalis Indonesia (PPNI) yang di ketuai Ahmad Kaimuddin bertemu Humas PT. PLN (perseroan) Sulselabar dan Manager Bidang Pemasaran PLN. Unit pelaksana pelayanan pelanggan PLN Sulselabar diruang media Centre PT.PLN Makassar. Jumat, (12/6)
Dalam pertemuan tersebut adalah bentuk komitmen Watch Relation of Corruption (WRC) mewakili warga kota Makassar dan kabupaten Gowa dan Sulsel secara umum, terkait dengan lonjakan tagihan listrik warga selama masa pandemik Covid-19.
Eko, Humas PT. PLN (persero) Sulselabar menjelasakan “sangat memahami keluhan masyarakat terkait dengan lonjakan tagihan listrik di masyarakat tapi perlu kami tekankan bahwa kemarin Kamis, 11 Juni 2020, telah memenuhi panggilan Komisi D DPRD kota Makassar untuk menjelaskan polemik dimasyarkat terkait dengan lonjak listrik warga, Persoalan ini tidak hanya terjadi di kota Makassar, Keluhan warga terkait lonjakan naiknya tagihan listrik terjadi hampir diseluruh kota/kabupaten di indonesia, jelas Eko.
Manager Bidang Pemasaran PLN. Unit pelaksana pelayanan pelanggan PLN Sulselabar memberi keterangan singkat dia beralasan bahwa terjadi lonjakan listrik disebabkan bahwa saat masa pandemik Covid-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kota Makassar dan kabupaten Gowa lalu membuat warga tidak beraktivitas di luar rumah sehingga hal itulah yang mungkin menyebabkan adanya penggunaan listrik meningkat seperti hari biasanya ujar Manager pemasaran PLN Sulselabar.
Akan hal itu mendapat tanggapan dari WRC-Sulsel, Umar Hankam mengatakan bahwa saat lembaganya menyampaikan kepada publik di Sulawesi selatan melalui media online mendapat respon positif dari warga netizen di media sosial, menurutnya bahkan ada warga menyampaikan perbedaan antara struk tagihan dengan sistem aplikasi “Tagihan PLN” yang di download dari aplikasi playstore warga menemukan adanya selisih Rp7000 ribu, Rp8000 ribubahkan sampai Rp59000 ribu inikan baru satu pelanggan bagaimana kalau itu terjadi pada ribuan pelanggan kata salah satu warga net di grup facebook “Info Kejadian Makassar-Gowa” kata umar saat mewakili warga netizen saat bertemu pihak PLN.
Sementara itu Ketua PPI, Taqwa Bahar mengatakan bahkan ada hal yang menarik ada warga di kabupaten gowa mengatakan bahwa rumahnya di tinggal kosong sebulan hanya 1 lampu yang menyala di teras rumah, Tapi begitu akan membayar terjadi lonjakan lebih dari 100 persen kata warga yang tidak mau disebutkan namanya. ujar TB.
Umar Hankam telah menyampaikan kepada pihak PLN Sulselabar untuk dibuat diskusi publik terkait dengan lonjakan listrik warga tersebut, kami dari WRC bahkan menawarkan siap fasilitasi suatu Forum diskusi publik dengan pihak Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) untuk duduk bersama dalam satu forum diskusi, ungkap Umar.
Namun sangat di sayangkan pihak PLN Sulselabar engan memberi jawaban kepastian kesiapan pihak PLN Sulselabar untuk duduk bersama dalam forum resmi dengan melibatkan pihak media. Tutup Umar. (*)