Waspada Kebangkitan Ideologi Pengkhianat, Jaga Keteguhan Nasionalisme Bangsa

0
FOTO: Kepolisian saat mengamankan seorang pemuda menggunakan kaos berlogo palu arit. (Properti via google)
FOTO: Kepolisian saat mengamankan seorang pemuda menggunakan kaos berlogo palu arit. (Properti via google)

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Menjelang peringatan 30 September, Lembaga Study Hukum dan Advokasi Rakyat (LASKAR) Sulawesi Selatan menyerukan kewaspadaan kolektif terhadap potensi kebangkitan ideologi pengkhianat bangsa. Ketua Umum LASKAR, Illank Radjab, S.H., menegaskan bahwa peristiwa kelam G30S/PKI bukan sekadar catatan sejarah, melainkan peringatan abadi bahwa ideologi yang menolak nilai ketuhanan, menghianati TNI, dan menumpahkan darah anak bangsa tidak boleh diberi ruang sedikit pun di bumi Indonesia.

“Kita tidak boleh lupa. Pengkhianatan PKI adalah luka sejarah yang hanya bisa disembuhkan dengan kesadaran ideologis dan keteguhan nasionalisme. Ketika bangsa mulai lengah, disitulah benih pengkhianatan bisa tumbuh kembali dalam wajah baru,” tegas Illank.

Menurutnya, refleksi 30 September bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga menjadi peringatan moral dan politik bagi seluruh elemen bangsa. TNI, sebagai benteng pertahanan ideologi dan kedaulatan negara, harus tetap berada di garis terdepan dalam mengawal Pancasila. Sementara itu, ormas, tokoh agama, dan masyarakat perlu memperkuat barisan kesadaran ideologis untuk menolak setiap gerakan yang berpotensi memecah persatuan bangsa.

“Kekuatan TNI tidak akan berarti tanpa dukungan moral masyarakat sipil. Kita butuh sinergi antara kekuatan militer, kekuatan sipil, dan kekuatan spiritual dari para ulama serta tokoh agama. Sebab ancaman terhadap bangsa hari ini tidak selalu datang dengan senjata, tapi bisa dalam bentuk infiltrasi ideologi, propaganda, dan manipulasi sejarah,” ujarnya.

Illank juga mengingatkan bahwa situasi sosial politik di Sulawesi Selatan pasca 29 Oktober berpotensi memanas, sehingga refleksi 30 September harus dijadikan momentum memperkuat stabilitas keamanan daerah.

“Sulawesi Selatan punya sejarah panjang perlawanan terhadap komunisme. Kita tidak ingin tanah Bugis-Makassar yang dikenal religius ini tercemar oleh ideologi yang menolak Tuhan dan menolak Pancasila. Karena itu, setiap gejala disintegrasi dan propaganda ideologi kiri harus segera dipadamkan,” tegasnya.

LASKAR menilai, menjaga semangat anti-komunisme bukan berarti anti-kritik atau anti-demokrasi. Justru ini adalah bentuk cinta tanah air dan penghormatan terhadap jutaan korban yang gugur demi mempertahankan ideologi bangsa.

“Refleksi ini adalah panggilan nurani: bahwa bangsa ini berdiri di atas pengorbanan darah dan iman. Maka siapa pun yang berusaha mengganti dasar negara, menolak nilai ketuhanan, atau merusak tatanan sosial — ia sedang menggali lubang pengkhianatan,” pungkas Illank Radjab, S.H.

Ormas Jadi Garda Ideologis Bangsa: LASKAR Peringatkan Potensi Kebangkitan PKI

LASKAR Serukan Ormas di Sulsel Teguh Jaga Ideologi Pancasila, Tolak Lupa Tragedi G30S

Refleksi 30 September: LASKAR minta Ormas dan Tokoh Agama Harus Perkuat Barisan Ideologis di Sulawesi Selatan. (*)

Advertisement