MAKASSAR||Legion-news.com Direktur Nurani Strategic Consulting, Dr. Nurmal Idrus, MM, mengambarkan pentingnya pertimbangan geopolitik dalam pemilihan calon Wakil Presiden mendatang.
Geopolitik Indonesia dalam setiap kontestasi politik selalu diwarnai pembelahan antara Jawa dan luar Jawa. Hal itu dimungkinkan olehkarena figur yang muncul dari Jawa, selalu mencari figur kuat dari luar Jawa untuk melengkapi kekuatan elektoralnya.
Dalam beberapa kali kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) misalnya, terlihat sekali geopolitik sangat mempengaruhi peta persepsi pemilih terhadap pasangan calon. “Itu tak bisa dipungkiri, bahwa Jawa mendominasi peta suara pemilih, namun figur kuat dari luar Jawa tetap harus melengkapi figur kuat dari Jawa.
Itu sangat jelas terlihat ketika Pilpres 2004 saat SBY menggandeng Jusuf Kalla (JK) dan kemudian berlanjut ketika 2014 saat Joko Widodo akhirnya menggaet JK di periode pertama,” kata Direktur Nurani Strategic Consulting, Dr. Nurmal Idrus, MM, di Makassar, Jumat (16/4) malam.
Diperiode pertama, geopolitik seperti itu sangat diperlukan dan baru bisa diabaikan jika bertarung lagi diperiode kedua. “SBY tak memerlukan lagi geopolitik di periode keduanya begitu pula Jokowi. Itu karena kekuatan sebagai petahana sudah sangat kuat,” tambahnya.
Makanya, mantan Ketua KPU Makassar ini sepakat jika di Pilpres 2024 mendatang, pembelahan politik Jawa dan luar Jawa akan sangat menentukan karena menjadi periode pertama masa jabatan Pilpres. Masalahnya kata Nurmal, hingga kini belum muncul seorang figur kuat yang menyamai elektabilitas Jusuf Kalla sebagai figur kuat dari luar Jawa.
Namun, Nurmal meyakini, pada akhirnya akan muncul figur-figur itu yang bahkan tidak diduga sebelumnya. “Saya tak menapikan figur lain dari luar Jawa, tetapi figur seperti sosok Rachmat Gobel (RG), akan sangat dihitung di Pilpres mendatang. Secara kapasitas beliau mampu menjadi figur yang sangat kuat dari sisi elektoralnya di luar Jawa terutama Indonesia Timur.
Dia punya segalanya untuk bertarung, baik secara kapasitas karena sudah menjabat Wakil Ketua DPR RI dan juga pernah menjadi Menteri Perdagangan serta memimpin perusahaan multinasional sekaliber Panasonic Gobel. Itu yang menjadi pembeda baginya” tambahnya. Dengan semua kapasitasnya itu, RG yang lahir di Jakarta dianggap sangat mumpuni untuk ikut bertarung.
Selain itu kata Nurmal, RG mengendalikan beberapa faktor lain yang membuat dia layak muncul sebagai figur kuat dari luar Jawa. “Dia bisa menjadi kartu truf Partai Nasdem karena paling punya kapasitas di antara semua figur di internal partai itu hari ini. Dia punya rekam jejak bersih sehingga tak gampang dipatahkan dan punya kekuatan finansial besar untuk melancarkan campaign-nya di Indonesia yang luas ini,” katanya.