Wacana DP Dorong Istri di Pilwali Makassar, IPI: Itu Hak Berdemokrasi dan Lazim di Indonesia

FOTO: Moh Ramdhan Pomanto atau 'Danny Pomanto saat bersama Indira Jusuf Ismail mengunjungi Lorong Wisata di Kota Makassar. [Properti: Indira Jusuf Ismail/Facebook]
FOTO: Moh Ramdhan Pomanto atau 'Danny Pomanto saat bersama Indira Jusuf Ismail mengunjungi Lorong Wisata di Kota Makassar. [Properti: Indira Jusuf Ismail/Facebook]

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Nama Indira Jusuf Ismail digadang gadang bakal maju dalam pemilihan kepala daerah di November 2024 mendatang. Hal dapat dilihat dari bertebarannya baliho istri dari Wali Kota Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto itu di seantero kota Makassar.

Saat menghadiri acara halalbihalal yang digelar salah satu anggota DPRD fraksi PPP, Rahmat Taqwa Quraisy (RTQ) di Jalan Barukang, Makassar, Jumat (12/4/2024) lalu.

Ditemui sejumlah awak media Indira Jusuf Ismail masih belum menentukan sikap untuk maju di Pilwalkot Makassar 2024. Namun Indira mengaku siap maju jika hasil surveinya bagus.

Wacana bakal majunya istri dari Wali Kota Makassar dua periode Danny Pomanto (DP) direspon oleh pendiri lembaga konsultan politik dan survei PT. IPI, Suwadi Idris Amir.

Advertisement

CEO PT. Indeks Political Indonesian (IPI) Suwadi Idris Amir mengatakan majunya Indira Jusuf Ismail adalah hal yang lumrah diera demokrasi saat ini.

“Wacana istri dari Danny Pomanto akan maju di pemilihan Wali Kota sudah menjadi hal yang lumrah dan lazim diera demokrasi ini,” ucap Suwadi Amir.

Dikatakan oleh CEO PT. IPI itu, Rata-rata kepala daerah itu tidak ingin, dia meninggalkan jabatannya tanpa mengupayakan gerbongnya maju dalam pemilihan kepala daerah.

“Pada umumnya kepala daerah di Indonesia mendorong Istri, Anak, Saudar atau bahkan menantu mendorong untuk maju dalam pemilihan kepala daerah di wilayah nya. Itu pada umum nya berkeinginan agar program telah dia laksanakan dapat berkelanjutan atau ada program kerja dimana dimasa kepemimpinannya belum terealisasikan,”

Ditambahkan nya bahwa di Indonesia ini menganut paham demokrasi dimana setiap orang mempunyai hak untuk maju di pemilihan kepala daerah.

“Dan ibu Indira punya hak untuk maju di Pilwali. Tetapi itu rasional atau tidak rasional itu tergantung publik menilai wacana itu,” tambah CEO PT. IPI itu kepada awak media. Senin (15/4)

“Apakah publik menilai bahwa ibu Indira ini layak merintis apa yang telah dibuat oleh pak Danny. Layak atau tidak, itu tergantung publik yang menilai lewat survei.”

“Artinya indikatornya pasti nanti di survei. Seperti itu. Apalagi di Makassar ini ada beberapa figur yang memiliki survei (Elektoral) terbilang bagus.”

Misalnya Munafri Arifuddin (APPI) sebagai figur calon Wali Kota yang sudah dua kali bertarung. Walaupun dua kali kalah tetapi dia sudah memiliki basis.

Dia (APPI) memiliki survei yang sangat bagus berada diangka 28 sampai 30 persen versi lembaga IPI

Kemudian ada Ibu Fatmawati Rusdi yang bermain diangka 12 persen, Ada Syamsul Rizal (Deng Ical) juga diangka 12 persen, sedangkan Rudianto Lallo masih diangka 11%.

Suwadi juga menyebut nama politisi Gerindra, Irman Yasin Limpo atau None. Disebutkannya None berada diangka 6 persen perolehan elektoral.

Dari survei yang telah dilakukan oleh Lembaga Konsultan Politik dan Survei PT. IPI diungkapkan nama Indira Yusuf Ismail dan dr. Udin menantu Danny Pomanto perolehan elektoral nya masih berada jauh dibawah nama-nama yang telah disebutkan oleh Suwadi Idris itu.

“Perolehan elektoral Indira Yusuf dan dr. Udin menantu DP masih jauh dibawah nama-nama yang telah sebutkan diawal tadi,”

Tetapi kalau DP punya keseriusan mendorong istri, anak atau menantunya tentu dia masih ada waktu untuk bisa mengangkat elektoral mereka, seperti itu,”

“Tetapi ketika Danny Pomanto ingin maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) saya pikir pak Danny berpikir keras untuk mendorong istri, anak atau menantunya kalau ada peluangnya maju di Pilgub.”

“Tentu itu akan menjadi benalu menganggu pergerakan politik DP di Pilgub tetapi itu catatan kalau dia maju di Pilgub.”

“Tapi bila dia tidak punya peluang maju di Pilgub artinya dia tidak punya beban moral dan sosial untuk mempersiapkan istri dan menantunya di Pilwali Makassar karena memang sudah lazim rata rata kepala daerah itu ingin melanjutkan kekuasaannya adalah orang terdekat nya mungkin mengamankan kebijakannya selama dia menjabat atau melanjutkan pembangunan pembangunan yang dia rintis mungkin belum dia tuntaskan saat ditinggalkan jabatannya seperti itu.”

“Jadi menurut saya, setiap orang harus menghormati pilihan pak Danny mendorong istrinya karena ini negara demokrasi dan dia punya hak. Terkait nantinya bisa menang saya pikir kita melihat berdasarkan survei apakah rakyat merespon atau tidak dan saya yakin pak Danny menyakini hasil survei dan bila hasil survei menggambarkan peluang istrinya besar, saya yakin dia akan berpikir untuk mendorong Indira Yusuf maju sebagai calon Wali Kota, bila hasil survei nya kecil pasti dia memposisikan istrinya sebagai wakil wali kota.”

“Untuk posisi wakil wali kota saya pikir cukup rasional dan itu pilihan yang bijaksana kalau dipaksakan Wali kota mungkin sangat tergantung dari survei dan pasti Danny Pomanto akan merujuk dari hasil survei,” tutup Suwadi. (LN)

Advertisement