MEDAN, Legion-news Jakarta mengalami tren penurunan kasus positif COVID-19 setelah warga DKI Jakarta berbodong untuk menerima vaksinasi. Hal ini tentunya membuat warga di kota Medan dan Deli Serdang Sumatra Utara sangat atusias untuk menerima vaksinasi COVID-19.
Kegiatan vaksinasi berakhir ricuh. Pihak kepolisian lantas memberikan penjelasan terkait sempat terjadinya ricuh di lokasi kegiatan vaksinasi.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengklaim, antusias masyarakat dari Kota Medan dan Deli Serdang sangat tinggi hal ini yang membuat warga datang dari berbagai tempat.
Video kericuhan saat rebutan vaskinasi di unggah oleh laman akun twitter milik @QaillaAsyiqah. Selasa, (3/8).
Suasana antrian vaksinasi, bahkan aksi dorong² warga tdk bs dihindarkan yg menyebabkan salah seorang wanita terjepit oleh badan warga lainnya & ada yg pingsan | Di Gedung Serbaguna, Jalan Pancing Kec. Medan Tembung, Medan.. Sumut 😯 (3/Agust/2021) pic.twitter.com/jLDHZsrzHV
— 🏴𝑨𝒔𝒚𝒊𝒒𝒂𝒉🏴 (@QaillaAsyiqah) August 3, 2021
Suasana antrian vaksinasi, bahkan aksi salung dorong warga tidak dapat dihindarkan. Hal ini yang menyebabkan salah seorang wanita terjepit oleh badan warga lainnya dan terdapat warga yang pingsan di lokasi vaksin Gedung Serbaguna, Jalan Pancing, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, Sumatra Utara. Selasa (3/8).
Riko Sunarko, “Sangat tinggi (antusias masyarakat),” katanya kepada wartawan.
Antusias masyarakat itu, kata Riko, tidak sebanding dengan kuota vaksin Covid-19 yang disediakan.
“Jadi bukan kekurangan vaksin, petugas kita sudah kita setting untuk jumlah vaksinnya gak mungkin kita lebihkan, tenaganya kita terbatas,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, panitia telah mendata ada 4.000 peserta vaksinasi dengan pembagian 3.000 peserta tahap I dan 1.000 tahap II sisa gebyar vaksinasi massal Hari Bhayangkara.
Protes terjadi lantaran adanya warga mendapatkan formulir vaksin yang diperoleh dengan cara membeli Rp 5 ribu per lembar.
“Di luar (lokasi vaksin) ada yang jual formulir Rp 5 ribu per lembar.
“Masyarakat yang merasa sudah membayar (formulir) komplain,”
Namun demikian, pihaknya tetap mengakomodir warga yang hendak divaksin Covid-19 tapi belum terdata.
“Tetap kita akomodir, yang sudah mengisi formulir kita kumpulkan, nanti datanya kita masukan, ada kegiatan vaksin pertama kita hubungi dari SMS peduli lindungi,” katanya.
Riko menjelaskan, warga yang berdesakan masuk hanya karena takut vaksin habis.
“Tidak ada yang diamankan, semuanya karena ingin divaksin. Berdesakan masuk karena takut kehabisan vaksin. Kita jelaskan bahwa yang divaksin adalah yang sudah didata,” tuturnya.
Setelah diberikan penjelasan, warga yang belum divaksin akhirnya membubarkan diri dan situasi kondusif. (Lnj)

























