LEGIONNEWS.COM – VIRAL, Diduga seorang istri polisi menangis meminta bantuan kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo itu viral di media sosial.
Pasalnya dirinya tidak mampu menyekolahkan kedua putranya. Video itu viral setelah diunggah ke media sosial dan dibagikan berulang kali di grup WhatsApp. Salah satunya akun @neshya_12 yang membagikan video tersebut.
Tampak dalam sebuah video itu, ibu muda dengan didampingi dua anaknya menangis.
Dia memohon kepada Kapolri terkait permasalahan yang dialami keluarganya.
Sambil menangis, ibu muda tersebut mengaku sedang mencari keadilan demi pendidikan anak-anaknya. Tak lupa, wanita itu menyebut nama suaminya berinisial NRP.
“Bapak Kapolri, saya istri dari seorang anggota kepolisian sangat memerlukan bantuan untuk permasalahan anak-anak saya, sebab anak-anak saya sudah lama tidak bersekolah,” kata wanita itu.
Wanita itu mengatakan bahwa anaknya yang pertama dikeluarkan dari sekolah SMP. Namun, ibu muda itu tidak menjelaskan alasan anaknya dikeluarkan dari sekolah.
Sementara dua anaknya yang lain tidak bersekolah, menurut penuturan wanita tersebut. Ia pun menambahkan bahwa mental anak-anaknya sudah terpuruk. Terlebih tempat tinggalnya juga telah disita.
“Anak saya yang pertama dikeluarkan dari sekolah masa kelulusan SMP. Anak kedua dan ketiga tidak sekolah. Saya sedih anak-anak harus terima situasi seperti ini. Mental anak-anak saya sudah sangat terpuruk. Rumah kami sebagai tempat tinggal disita. Kemana lagi saya harus cari keadilan. Saya mohon bantuan bapak Kapolri demi masa depan anak-anak saya,” ujarnya.
Lebih lanjut, wanita itu mengatakan bahwa suaminya juga sempat meminjam uang kepada keluarganya sebesar Rp800 juta.
“Saya sebagai Bhayangkari selalu mengikuti dan mendampingi keinginan suami saya sehingga uang keluarga saya pun ketika suami pinjam sebesar Rp 800 juta untuk keperluan suami saya, saya berusaha pinjamkan,” ucap wanita itu.
Namun, lanjut wanita tersebut, hingga saat ini tidak ada itikad baik dari suaminya.
“Saya berjuang untuk kepastian pendidikan anak-anak saya. Ke mana lagi saya harus cari keadilan. Saya mohon pertolongan bapak Kapolri yang saya hormati demi masa depan anak-anak saya,” kata dia.
Menanggapi video viral tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Ariasandy, membenarkan hal itu.
Ariasandy mengungkapkan bahwa masalah tersebut ternyata sudah berlangsung satu bulan lalu. Permasalahan itu, saat ini tengah ditangani oleh Divisi Propam Polda NTT.
“Sementara ditangani oleh Propam Polda NTT dan diupayakan selesaikan internal karena masalah pribadi,” kata Arisandy.
Sementara dua anaknya yang lain tidak bersekolah, menurut penuturan wanita tersebut. Ia pun menambahkan bahwa mental anak-anaknya sudah terpuruk. Terlebih tempat tinggalnya juga telah disita.
“Anak saya yang pertama dikeluarkan dari sekolah masa kelulusan SMP. Anak kedua dan ketiga tidak sekolah. Saya sedih anak-anak harus terima situasi seperti ini. Mental anak-anak saya sudah sangat terpuruk. Rumah kami sebagai tempat tinggal disita. Kemana lagi saya harus cari keadilan. Saya mohon bantuan bapak Kapolri demi masa depan anak-anak saya,” ujarnya.
Lebih lanjut, wanita itu mengatakan bahwa suaminya juga sempat meminjam uang kepada keluarganya sebesar Rp800 juta.
“Saya sebagai Bhayangkari selalu mengikuti dan mendampingi keinginan suami saya sehingga uang keluarga saya pun ketika suami pinjam sebesar Rp 800 juta untuk keperluan suami saya, saya berusaha pinjamkan,” ucap wanita itu.
Namun, lanjut wanita tersebut, hingga saat ini tidak ada itikad baik dari suaminya.
“Saya berjuang untuk kepastian pendidikan anak-anak saya. Ke mana lagi saya harus cari keadilan. Saya mohon pertolongan bapak Kapolri yang saya hormati demi masa depan anak-anak saya,” kata dia.
Menanggapi video viral tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah NTT Komisaris Besar Ariasandy, membenarkan hal itu.
Ariasandy mengungkapkan bahwa masalah tersebut ternyata sudah berlangsung satu bulan lalu. Permasalahan itu, saat ini tengah ditangani oleh Divisi Propam Polda NTT.
“Sementara ditangani oleh Propam Polda NTT dan diupayakan selesaikan internal karena masalah pribadi,” kata Arisandy. (kompas)