BULUKUMBA||Legion News – Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, menempati posisi pertama untuk produksi perikanan tangkap, dengan hasil produksi 53.612 ton sejak tahun 2015, serta Data BPS tahun 2016 dengan hasil produksi perikanan laut 157.920.Ton/Tahun dan Perikanan tangkap 53.555 Ton/Tahun sumber data BPS Sulsel tahun 2016, Jumlah produksi ini terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya.
Dengan demikian, sektor perikanan seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap sektor perekonomian daerah maupun provinsi. Namun, pemanfaatan hasil produksi perikanan tangkap Kabupaten Bulukumba saat ini belum optimal kerena sarana dan prasarana perikanan yang belum memadai serta minimnya pengetahuan nelayan terhadap hasil tangkapannya, sehingga hasil produksi yang besar tersebut tidak memberikan dampak yang baik terhadap masyarakat setempat khususnya nelayan di Kabupaten Bulukumba.
Dengan data tampilan diatas tersebut, belum menjadi tolak ukur kesuksesan pemerintah daerah, Misalbadanya keluhan Nelayan di Kampong Nipa, KelurahanBentenge, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, mengaku kecewa kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Bulukumba.
Pasalnya, pengerukan muara sungai Bialo di Kelurahan Bentenge, hanya menjadi ‘janji manis’ pemerintah daerah dan DPRD Bulukumba.
Hal tersebut disampaikan oleh kelompok nelayan Kampong Nipa, dalam rekaman video yang viral di media sosial, Selasa, (8/9/2020)
Video yang berdurasi 7:06 detik, salah satu warga kampong Nipa yang dalam video tersebut mengatakan selama ini Pemerintah hanya janji pengerukan tersebut sudah disampaikan ke nelayan sejak tahun 2006 silam, tepatnya pasca banjir bandang melanda Bulukumba kala itu.
“Kita pastinya kecewa karena di janji terus mau di keruk, sudah berapa kali ditinjau, tapi kenyataannya tidak ada. Ini sudah sejak tahun 2006,” kata nelayan tangkap asal kabupaten Bulukumba.
Akibatnya, nelayan sekitar tak dapat melaut tepat waktu, karena harus menunggu air laut pasang.
“Kalau datang melaut, harus jam satu malam’pi baru bisa masuk. Itupun harus antre, karena dangkal toh,” tambahnya. (**)
























