Urgensi Kader Ulama dan Zu’ama dalam Menjaga Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam

Ilustrasi bendera Muhammadiyah (Properti akun twitter PP Muhammadiyah)
Ilustrasi bendera Muhammadiyah (Properti akun twitter PP Muhammadiyah)

LEGIONNEWS.COM – Mengutip pendapat dari Prof. Kuntowijoyo, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid, Fahmi Muqoddas mengatakan, jika Muhammadiyah tidak ada ulama, dikhawatirkan akan berubah menjadi Gerakan Kebudayaan.

Oleh karena itu, infrastruktur untuk melahirkan seorang ulama dan zuama’ Muhammadiyah harus dipersiapkan matang-matang. Sebab dari ulama inilah Majelis Tarjih dan Tajdid akan memproduksi fatwa yang diaktualisasikan di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang ribuan jumlahnya.

“Ulama dalam Muhammadiyah sebagai sebuah kebutuhan agar sibghah dan Manhaj Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan Islam berkemajuan tetap terjaga dan terpelihara.” Ungkap Fahmi Muqoddas pada, Jumat (28/1) dalam siaran yang diterima redaksi muhammadiyah.or.id.

Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi munkar, menurutnya pasti memerlukan kehadiran Majelis Tarjih dan Tajdid untuk memberikan fatwa agama bagi seluruh jajaran Muhammadiyah, ‘Aisyiyah beserta Organisasi Otonom (Ortom), serta seluruh AUM baik yang ada di dalam maupun di luar negeri.

Advertisement

Hal itu diperlukan supaya Muhammadiyah tetap berada pada garis pergerakannya sebagai Gerakan Islam. Sebab jika Muhammadiyah kehilangan ulama dan zu’ama, maka dikhawatirkan Muhammadiyah akan berubah haluan garis pergerakan menjadi Gerakan Kebudayaan. Keberadaan ulama dan zu’ama adalah untuk menjaga dan memelihara gerakan.

“Meminjam pesan almarhum Prof.Dr Kuntowijoyo Sejarawan dan Budayawan Universitas Gadjah Mada bahwa jika Muhammadiyah tidak ada ulama lagi, dikuatirkan akan berubah menjadi Gerakan Kebudayaan.” Ungkapnya.

Maka, pada 1969 Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dalam menjaga kesinambungan untuk melahirkan kader ulama dan zu’ama Muhammadiyah mendirikan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM). Di mana kampus PUTM Putra berada di Gedung Pusbang Dikti Kaliurang dan di Kompleks Pesantren Luhur Masjid Taqwa Ngipiksari Kaliurang, Sleman.

Sementara untuk kampus PUTM Kampus 2, Gg. Poncowolo No.50, Sorosutan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta dan di Dusun Tundan, RT: 04/09, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Fahmi menambahkan, bahwa saat ini PUTM sedang mengembangan pembangunan bagi asrama PUTM Putri di daerah Kabupaten Sleman.

“Alhamdulillah PUTM sudah punya tanah wakaf 3.000 m2 di Prambanan dan 1420 m2 di Tajem Wedomartani yang akan digunakan untuk pembangunan gedung pendidikan dan asrama putri PUTM.” Ungkapnya. (**)

Advertisement