Penulis: Purwanto
LEGIONNEWS.COM – OPINI, Beberapa kemungkinan bisa saja terjadi, antara lain :
Ketum PBNU Gus Yahya Staquf mematuhi permintaan Rais Aam dan Wakil Rais Aam, yaitu mengundurkan diri dengan legowo.
Bila itu terjadi maka “gonjang – ganjing” di Kramat Raya 164 akan segera mereda.
Kemudian posisinya digantikan oleh Plt Ketum PBNU yang baru. Tentu hal ini akan berdampak baik bagi NU dan umat NU di bawah.
Ketum PBNU Gus Yahya melawan atau tidak patuh pada Rais Aam dan Wakil Rais Aam Syuriah PBNU dengan tidak berkenan mengundurkan diri. Maka, kisruh dan konflik di Kramat Raya 164 akan berkepanjangan.
“Perang” dua kubu akan terus terjadi. Pasti, hal ini sangat merugikan NU, baik jamaah atau jam’iyah NU.
Akhir tahun depan 2026 atau awal 2027 adalah jadwal Muktamar NU. Bila kemungkinan kedua yang terjadi, maka Muktamar NU nanti akan panas dan sangat tidak kondusif. Lagi – lagi citra NU yang dipertaruhkan.
NU yang selama ini mengusung tema peradaban dan keadaban, masihkah bisa memberi contoh adab yang baik dalam berorganisasi dan tauladan adab sebagai pemimpin ormas Islam terbesar di dunia?

























