LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Sebanyak tujuh ilmuwan dari Universitas Hasanuddin (Unhas) masuk dalam daftar World’s Top 2% Scientist 2025.
Terdapatnya 7 guru besar Unhas masuk dalam World’s Top 2% Scientist 2025 menunjukkan tren peningkatan. Tahun ini, jumlahnya bertambah menjadi tujuh ilmuwan.
Pada edisi sebelumnya pada ajang yang sama di World’s Top 2% Scientist 2024, terdapat enam ilmuwan Unhas yang masuk dalam daftar.
Mereka para ilmuwan Unhas yang tercatat dalam pemeringkatan itu diantaranya;
1. Guru Besar bidang Ilmu Farmakologi Fakultas Farmasi Unhas Prof Firzan Nainu, PhD.
2. Guru Besar bidang Fisika Material Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unhas Prof Dr Dahlang Tahir.
3. Guru Besar bidang Penghantaran Obat Fakultas Farmasi Unhas Prof Andi Dian Permana, PhD.
4. Guru Besar bidang Ilmu Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian (Faperta) Unhas Prof Ir Andi Dirpan, PhD.
5. Guru Besar bidang Riset dan Pengembangan Sinyal FMIPA Unhas Prof Dr Eng Mawardi Bahri.
6. Guru Besar bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas Prof Anwar Mallongi, PhD.
7. Guru Besar bidang Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas Prof Drs Burhanuddin Arafah, PhD.
Capaian ini menunjukkan tren peningkatan. Pada edisi World’s Top 2% Scientist 2024, terdapat enam ilmuwan Unhas yang masuk dalam daftar. Tahun ini, jumlahnya bertambah menjadi tujuh ilmuwan.
Dan sebanyak 2% di antaranya merupakan ilmuwan paling berpengaruh di dunia versi Stanford University bekerja sama dengan penerbit ilmiah internasional Elsevier BV.
Dalam keterangan tertulisnya, Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa (Prof JJ) menyambut baik capaian luar biasa di World’s Top 2% Scientist 2025.
Prof JJ menyampaikan Unhas memberi ruang yang luas bagi setiap dosen dan penelitinya untuk berkarya.
“Pencapaian ini menjadi bukti kontribusi nyata para peneliti Unhas dalam pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat global,” ujar Rektor Unhas itu Ahad (21/9)
“Ini sekaligus menegaskan reputasi Unhas sebagai universitas riset terkemuka di Indonesia,” katanya.
Selain itu, peringkat juga memperhitungkan persentil khusus bidang dan sub-bidang bagi seluruh ilmuwan dengan minimal lima publikasi. (*)
