Tokoh Senior Golkar Marah, TP Lecehkan Ketua DPRD Sulsel, Duduk di Kursi Bagian Belakang

0
FOTO: Plt Gubernur Sulsel dan Para Forkopimda. Andi Sudirman Sulaiman duduk berdampingan dengan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita di acara Pelantikan Pengurus DPD Partai Golkar Sulsel. [Properti: Tebaran]
FOTO: Plt Gubernur Sulsel dan Para Forkopimda. Andi Sudirman Sulaiman duduk berdampingan dengan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Agus Gumiwang Kartasasmita di acara Pelantikan Pengurus DPD Partai Golkar Sulsel. [Properti: Tebaran]

LEGION NEWS.COM – Muhammad Roem tokoh senior Golkar Sulsel, mantan Bupati Sinja dan Mantan Ketua DPRD Sulsel, marah mendengar Taufan Pawe Ketua DPD Golkar Sulsel melecehkan Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari di acara pelantikan pengurus DPD I Golkar Sulsel di Hotel Port Point Makassar, Kamis (9/12) kemarin.

“Taufan Pawe jangan lihat Andi Ina nya yang mungkin dianggap saingan di Pilgub akan datang. Tapi lihat jabatan Andi Ina sebagai Ketua DPRD Sulsel,” ujar Ketua DPRD Sulsek periode 2014-2019 ini.

“Ketua DPRD itu di aturan baku keprotokelaran wajib duduk berdampingan Gubernur atau Forkopimda,” kata M. Rum

“Terus di acara pelantikan kemarin Taufan Pawe biarkan Andi Ina duduk di bagian belakang jauh dari kursi dan meja Gubernur dan Forkompinda serta tamu kehormatan Golkar,” kata Muhammad Roem.

Kak Roem panggilan akrab M Roem, mengaku mendengar cerita dari kader-kader Golkar yang hadir di pelantikan dan mengkonfirmasi langsung ke Andi Ina.

Roem menyesalkan pengurus Golkar yang senior-senior Marzuki Waden, Lakama Wiyaka dan Rahman Pina melakukan pembiaran pelecehan terhadap Ketua DPRD itu.

“Taufan Pawe ini wajib diingatkan atau ditegur oleh DPP Golkar. Karena ajudan Andi Ina yang membawa kursi Andi ke deretan Forkopimda, ditegur oleh Taufan dan bilang biarkan saja Andi Ina duduk di situ (di bagian belakang),” kata Roem seraya menegaskan Taufan Pawe tidak mungkin tidak tau keprotokoleran.

Andi Ina yang dihubungi mengaku tidak masalah dirinya duduk bersama istri Taufan Pawe jauh dari kursi dan meja koleganya sesama Forkopimda Sulsel dan tamu kehormatan Partai Golkar.

“Yang masalah jabatan Saya. Apapun Ketua DPRD Sulsel, Wakil Rakyat. Rakyat yang diatasnaman Partai Golkar diatasnamakan Pak Taufan Pawe meminpin Golkar dan akan dilantik. Sehingga kalau saya dikatakan dilecehkan, sesunggunya yang melecehkan saya itu, sedang melecehkan rakyat, Rakyat Sulsel. Melecehkan Golkar, karena saya wakil Golkar di DPRD yang kebetulan dipercaya jadi Ketua DPRD Sulsel,” kata Andi Ina seraya meminta hal ini tidak dibesar-besarkan, karena Pak Taufan Pawe dan teman-teman di DPD Golkar Sulsel, tidak tau aturan keprotokoleran.

Tetapi Andi Ina mengaku malu menjawab pertanyaan anggota Korfopimda, kenapa Ibu Ketua duduk di belakang.

“Soalnya atas perintah Pak Taufan Pawe melalui Lakama Wiyaka, saya wajib menghadirkan Pangdam, Kapolda, Kajati dan Gubernur Sulsel di acara pelantikan.

Alhamdulillah Pangdam lagi di Jakarta saya telpon minta hadir, beliau bersedia hadir dengan meninggalkan tugas pentingnya di Jakarta. Demikian Kapolda dan Gubernur. Terus giliran acara pelantikan di gelar, saya tidak ada duduk di sampin mereka,” cerita Andi Ina seraya cerita kalau ajudannya telah berinisiatif menyiapkan kursi di deretan tamu kehormatan, tetapi oleh Taufan Pawe ditegur, dan bilang biarkan saja dia duduk di situ bersama istrinya.

Lakama Wiyaka yang dihubungi, mengaku kalau Andi Ina Ketua DPRD Sulsel duduk berdekatan dengan Korfopimda dan tamu kehormatan Golkar. “Cuma memang di meja berbeda. Ibu Andi Ina di meja tersendiri bersama istri Pak Taufan Pawe,” kata Lakama seraya membantah kalau Andi Ina Ketua DPRD Sulsel dilecehkan.

Sementarai itu, M Roem semakin besar keinginannya untuk pindah ke Nasdem bersama sejumlah kader potensia Golkar.

“Saya ini bersahabat dengan Pak Surya Paloh dan Pak RMS, karena kami lama sama-sama di Golkar. Jadi kapan saja saya dan bersama teman mau pindah bisa. LIhat saja anak saya di Nasdem kan,” jawab Roem seraya persoalan di DPD Golkar Sulsel, seperti yang dikatakan Mulawarnan di tulisan “Golkar Bahaya Laten Sulsel”. (LN/MLW*)

Advertisement