Tema Mubes KKSS Siri’na Pacce, Betel: Kalau Hanya Ajang Kumpul Kumpul Bubarkan Saja!!!

FOTO: Pemerhati Kerajaan Gowa Tallo, Andi Jamal Kamaruddin Daeng Masiga alias Betel
FOTO: Pemerhati Kerajaan Gowa Tallo, Andi Jamal Kamaruddin Daeng Masiga alias Betel

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Musyawarah Besar (Mubes) KKSS ke XIII akan dirangkaikan dengan pemilihan calon ketua umum. Kegiatan Mubes berlangsung di Four Points by Sheraton Makassar hotel mulai Rabu 9–11 April 2025.

Mubes Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (Sulsel) bakal diikuti Sekitar 2.000 warga perantauan jumlah tersebut disampaikan Ketua Panitia PSBM dan Mubes KKSS Sri Asri Wulandari. Mengambil tema “Aktualisasi Siri’ Na Pacce untuk Harmoni KKSS, Harmoni Indonesia”.

Namun Mubes KKSS kali ini tuai sorotan dari salah satu aktivis di Makassar yang juga pemerhati Kerajaan Islam Gowa Tallo, Andi Jamal Kamaruddin Daeng Masiga atau biasa disapa Betel.

Dikatakannya Mubes KKSS kali ini dengan membawa tema aktualisasi siri’na pacce menunjukkan bahwa selama ini menggambarkan organisasi besar itu tak punya peran persoalan yang dihadapi masyarakat Sulsel perantau.

Advertisement

“Kalau membaca tema Mubes KKSS kali ini kita melihat kondisi organisasi besar ini. Saya coba ambil contoh kasus pembunuhan di Papua yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap warga Sulsel perantau, Nyaris KKSS tak terdengar suaranya misalkan membiayai jenazah korban pembunuhan KKB yang merupakan warga kita,” tutur Betel, Rabu (9/4).

“Mana suara KKSS, Perantau kita di Papua yang bekerja sebagai tukang ojek dan sopir kendaraan umum itu orang tidak mampu, sehingga harus bertarung nyawa untuk mencari nafkah, kerap kali menjadi sasaran pembunuhan oleh KKB OPM. Ketika mereka menjadi mayat nyaris organisasi KKSS tak ada suara, Apalagi bantuannya,” ujar mantan aktivis mahasiswa Telaga Nipa, Fakultas Hukum, Universitas Muslim Indonesia 1986.

Dia lalu mengisahkan saat HM Jusuf Kalla (JK) sebagai Wakil Presiden (Wapres) di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat hinaan dari politisi PDI Perjuangan Andian Napitupulu dan seorang aktivis bernama Silfester Matutina.

“Saat pak JK menjadi Wapres, Beliau dihina oleh politisi PDIP Andian Napitupulu dan seorang aktivis di Jakarta Silfester Matutina, Nyaris KKSS tak ada suara. Itu membuat saya kecewa, Lantas saya bersama sahabat saya Reminton kemudian membuat laporan polisi di Polrestabes Makassar saat itu,” pungkas Betel.

“Saya mendapatkan panggilan di Polda Metro Jaya terkait laporan polisi saya dan Remington terhadap Adian dan Silfester,” kata Betel mengisahkan.

“Untung pada saat itu ada perhatian Munafri Arifuddin yang saat ini Wali Kota Makassar yang membantu saya dan Remington untuk ke Jakarta atas panggilan gelar perkara di Mapolda Metro Jaya,” sambung dia.

“Dan waktu itu Adian datang sendiri meminta maaf ke pak JK saat subuh hari  Yang cerita waktu itu juru bicara Wapres JK, Disaksikan Supriansyah waktu itu masih wakil bupati Soppeng,” katanya mengisahkan.

Dia juga mengisahkan kasus Nasaruddin yang menjadi korban pembunuhan dalam kasus mantan ketua KPK Antasari. Dia menilai KKSS tak terdengar, Padahal Nasaruddin adalah putra Sulsel asal kabupaten Bone – Selayar.

“Jadi ini KKSS hanya ajang kumpul kumpul saja!! Tidak punya punya andil sama sekali. Misalkan mendatangkan investor, padahal mereka semua pengusaha. Itu pertama,” tegas Betel.

“Kedua soal pendidikan, Mana pernah kita dengar KKSS memberikan beasiswa kepada pelajar dan mahasiswa yang punya prestasi,” tutur Ketua Serdadu om Betel Law Investigasion.

“Kesimpulannya dari keseluruhan peristiwa itu. Kalau hanya ajang kumpul kumpul dan tidak punya kepedulian, Ya bubarkan saja,” tegas Betel. (LN)

Advertisement