MAKASSAR – Bidang dan Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan menggelar talk show bertajuk: Politik Aliran dan Dampaknya terhadap Persatuan Umat Islam Global, yang berlangsung secara blended (luring dan daring) serta disiarkan secara live streaming. Secara luring dihadiri sekitar 30 orang di Sekretariat MUI Sulsel, jalan Masjid Raya dan secara daring dengan target sekitar 500 orang, pada Ahad, (20/11/2022).
Talk show yang terbuka untuk umum ini dihadiri oleh para pengurus MUI Sulsel dan juga terbuka untuk masyarakat umum. Tampak hadir, Prof Dr KH Najamuddin AS, Lc MA, yang juga Ketua Umum MUI Sulsel, Prof Dr Mustari Mustafa M Pd, yang juga Ketua MUI Sulsel bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Dr H Norman Said, yang juga Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Sulsel, Prof Sukardi Weda, yang juga Sekretaris bidang Infokom MUI Sulsel, Dr H Andi Abdul Hamzah, dan lain – lain.
BACA JUGA: Muktamar Muhammadiyah, Dari Tiga Nama Calon, Anwar Abbas Perolehan 190 Suara
Politik aliran merupakan diskursus kontemporer yang memiliki kekuatan dan warna tersendiri dalam politik baik, nasional maupun global. Dikarenakan dengan hadirnya perbedaan pada aliran-aliran, etnis, organisasi, agama dan kepercayaan, maka tak jarang politik aliran justru menimbulkan konflik, baik konflik komunal, konflik antar etnis, golongan dan mengancam persatuan umat di tingkat lokal hingga global. Bagaimana menghindari dampak negatif politik aliran? Apa yang bisa kita lakukan?.
Panitia menghadirkan nara sumber diantaranya, Prof Dr KH Najamuddin AS, Lc MA, yang juga Ketua Umum MUI Sulsel dan Prof Dr H Mustari Mustafa, yang juga Ketua bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Sulsel.
BACA JUGA: Peningkatan Kapasitas Tim Media Digital dan Dewan Kerja Sekretariat MUI Sulsel
Prof Dr KH Najamuddin Abd. Safa (Ketum MUI Sulsel) melalui keynote speechnya, sebagai Pemantik Obrolan bertema: Tokoh MUI dan Komisi Luar Negeri MUI Sulsel, mengatakan politik aliran perlu untuk dibahas, apalagi Pilpres dan Pileg tidak lama lagi akan digelar, oleh karena itu kehadiran MUI sebagai pelayan umat dan mitra Pemerintah sangat penting untuk ambil peran dalam pesta demokrasi, untuk mengamankan sekaligus mengedukasi masyarakat, jangan ada gesekan – gesekan, apalagi sekarang santer didengar tentang politik aliran, politik identitas.
BACA JUGA: Masyarakat Resah Marak Peredaran Narkoba, Miras dan Senjata Tajam, ini Maklumat MUI Sulsel
Perbedaan merupakan sebuah keniscayaan, demikian halnya dengan politik aliran tidak dapat dihindari Kita sebagai umat Islam, hanya saja yang perlu dilakukan adalah menyikapi tentang perbedaan – perbedaan itu, jangan sampai karena politik identitas dan perbedaan – perbedaan itu, terjadi gesekan – gesekan yang dapat mengancam dan menyebabkan persatuan dan kesatuan bangsa terkoyak di bawah bingkai NKRI, ujarnya.
Islam ini agama yang sempurna, maksudnya Islam datang ke tengah – tengah masyarakat dengan membawa petunjuk, hidayah dalam berbagai dimensi kehidupan, seperti ekonomi, sosial budaya, termasuk juga dalam dunia politik. Islam berbicara tentang segala aspek kehidupan manusia, seperti akidah, ekonomi, sosial budaya, dan Islam itu akidah dan syariah, ujarnya. Akidah dari jaman Nabi Adam hingga sekarang tidak berubah, tetapi syariah dapat berubah sesuai jaman dan waktu. Islam adalah agama yang sempurna karena juga mengurusi masalah politik. Dalam talk show ini kita akan bicarakan tentang apa dan bagaimana politik aliran itu. Islam itu hidup berdampingan dan membawa kedamaian, dan bagaimana kita dapat merajut persatuan dan kesatuan di negara yang kita cintai ini, ujarnya.
Hal ini diamini oleh Prof Dr Mustari Mustafa dengan mengatakan akidah merupakan harga mati dan aliran atau cara mengekspresikannya secara berbeda merupakan wilayah syariah dan inilah yang akan didiskusikan dalam talk show ini.
Prof Dr Mustari Mustafa menambahkan bahwa aliran – aliran atau pandangan – pandangan yang bervariasi adalah sunnatullah yang perlu diiringi dengan kemampuan kita bagaimana menyikapinya. (**)