POLITIK – Boni Hargens terus menuding Anies Baswedan akan menggunakan Politik Identitas seperti di Pilgub DKI Jakarta pada 2017 lalu. Akan tudingan itu Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie meluruskan tudingan Boni terkait ‘Politik Indentitas’
Menurut Choirie, adanya politik identitas saat itu (Pilgub DKI) bukan disebabkan oleh Anies. Justru pemicu lahirnya politik indentitas itu bermula dari pernyataan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang saat itu sebagai petahana Gubernur DKI.
BACA JUGA: Hadir di Muktamar ke 48, Puan: Para Perempuan Hebat Aisyiyah yang Selalu Ceria
“Lahirnya Pemilu Jakarta yang seperti itu sebetulnya faktor utamanya bukan Anies, tapi Ahok. Orang Kristen, Cina mengutip ayat Alquran. Berangkatnya dari situ yang menafsirkan ayat semaunya, di sini sebetulnya titik tolaknya,” kata Choirie, Seperti dilkutip dalam acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan melalui kanal Youtube, Kamis 17 November 2022.
Dari apa yang dikatakan Ahok itu, kemudian memicu reaksi dari umat Islam yang merasa tersinggung atas ucapannya.
BACA, JUGA: Masyarakat Resah Marak Peredaran Narkoba, Miras dan Senjata Tajam, ini Maklumat MUI Sulsel
Namun lawan politik Anies menuding bahwa saat itu reaksi yang timbul dari pernyataan Ahok dianggap sebagai politik identitas yang dialamatkan pada Anies.
“Kemudian ada reaksi dari aksi Ahok. Kemudian ada reaksi yang berbau agama itu kemudian dijadikan satu framing seolah ini politik identitas dan di alamatkan kepada Anies. Ini yang harus kita bantah, itu ahistoris. Itu tidak faktual, itu karangan, itu framing,” kata Choirie
Choirie mengatakan bahwa Anies tak pernah melakukan politik identitas. “Jadi faktor utamanya yang menampilkan politik identitas adalah Ahok yang waktu itu kita (Nasdem) dukung karena kinerjanya. dan segala macam,” ujarnya.
Kemudian menimbulkan gerakan aksi massa yang menuntut Ahok diadili atas pernyataannya pada saat itu merupakan gerakan yang wajar. Sebab itu bentuk protes dari masyarakat yang mayoritas beragama islam. (**)