Soal Impor Beras, Mendag Sebut 500 Ribu Ton

FOTO: Pekerja melakukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11/2015) lalu. (Republika/Agung Supriyanto)
FOTO: Pekerja melakukan bongkar muat karung berisi beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/11/2015) lalu. (Republika/Agung Supriyanto)

NASIONAL – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, menjelaskan rencana impor beras yang akan dilakukan pemerintah. Mendag mengatakan pihak nya juga menolak rencana impor beras itu.

Ketua Umum PAN ini menjelaskan Kemendag sebetulnya menolak impor beras dua kali dalam rapat terbatas (ratas) bersama kementerian dan lembaga terkait pangan.

Pasalnya, data dari Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan hasil panen dalam negeri surplus.

Ia pun diperintahkan untuk mendampingi Menteri Pertanian memverifikasi data ketersediaan beras di lapangan.

Advertisement

Namun setelah diberi waktu enam hari, kata dia, Kementan maupun Kemendag belum berhasil menyediakan beras itu.

“Sudah ditambah enam hari kerja lagi juga belum dapat, stok beras kita lama-lama menipis,” kata Mendag Zulhas.

Namun saat dikonfirmasi perihal waktu importasi beras yang diizinkan Kemendag, Zulhas mengaku tidak tahu.

Ia mengatakan Bulog bisa mengimpor beras kapan saja asalkan dengan batas 500 ribu ton.

“Saya sudah taken surat perintah dari Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian) meminta agar segera diizinkan impor. Maka saya sudah beri izin untuk impor datangkan beras sebanyak 500 ribu ton kapanpun diperlukan,” ucap Zulhas saat ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat pada Rabu, 7 Desember 2022.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional menyatakan telah siap mengimpor beras sebanyak 200 ribu ton untuk menambah cadangan beras pemerintah di gudang Bulog.

“Saya enggak tahu yang tau diperlukan Bulog dan Bapanas. Apa stok Bulognya sudah banyak nanti kita rapatkan lagi,” kata Zulhas.

Zulhas juga tidak tahu dari negara mana beras impor itu berasal.

“Saya kurang tau dari mana belinya, saya hanya kasih izin saja,” tuturnya.

Begitu pun perihal harga, menurutnya, hanya Bulog yang mengetahui apakah harga beras impor tersebut lebih murah dibandingkan harga beras lokal. (**)

Advertisement