LEGIONNEWS.COM – NGAWI, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) hadiri Panen Raya Padi, di areal persawahan di Desa Kartoharjo, Ngawi, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (11/02/2023) pagi.
Usai menghadiri panen raya di Kebumen, Kini presiden Jokowi menghadiri panen raya di areal persawahan di Desa Kartoharjo, Ngawi. Usai ikut bersama para petani memanen hasil padi, Presiden berkesempatan menemui awak media.
- Baca juga:
Panen Raya, Presiden Minta Bulog Serap Gabah Petani Sebanyaknya - Baca juga:
PKS Apresiasi KSAD Perintahkan Jajarannya Hindari Gaya Hidup Bermewah-mewahan - Baca juga:
Mahfud Sebut 467 Pegawai Kemenkeu Diduga Ikut Terlibat Pencucian Uang Sejak 2009 - Baca juga:
PPATK dan KPK Temukan Uang Senilai Rp 37 miliar Safe Deposit Box Milik Rafael
Kepada awak media, Presiden Joko Widodo pada kesempatan itu, mengatakan, setiap daerah memiliki tingkat kesuburan dan manajemen yang berbeda-beda sehingga hasil pertanian yang didapat juga berbeda.
“Ya, ini setelah kemarin di Kebumen, kita sekarang ikut panen raya di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Saya melihat memang ada perbedaan, terutama di produktivitas per hektare. Di sini sudah ada yang mencapai 10,5 ton per hektare, ada yang 8 ton per hektare yang kemarin di sana 5,5-6 [ton per hektare]. Saya kira memang setiap daerah memiliki kesuburan yang berbeda-beda, memiliki manajemen yang berbeda-beda mengenai pengairan dan lain-lain, sehingga menurut saya ini baik untuk petani,” ujar Presiden.
- Baca juga:
MUI Tolak Timnas Israel Berlaga di Piala Dunia U-20, ini Kata Menpora - Baca juga:
SMRC: Ada Peluang Prabowo-Ganjar Dipasangkan dalam Pilpres 2024
“Tapi yang paling penting, memang harga gabah harus segera ditentukan, jangan sampai harganya jatuh karena ini panen raya di mana-mana. Ini yang segera nanti akan diumumkan oleh Badan Pangan Nasional, sehingga pembelian Bulog menjadi jelas. GKP [gabah kering panen]-nya berapa. Ya, itu,” imbuh Presiden Jokowi.
Awak media kemudian bergegas menanyakan berbagai hal di sektor pertanian.
Wartawan, Untuk pupuk bagaimana, Pak?
“Pupuk tadi, kalau di Kebumen kemarin dikeluhkan, di sini kok enggak ya? Ya, setiap daerah beda-beda, beda-beda. Saya kira beda-beda,” katanya seperti dilansir dari setkab.go.id
Wartawan, Tapi secara nasional memang suplainya kurang?
“Ya, memang suplainya kurang,” singkat Presiden.
Wartawan, Paling ideal harga gabah berapa, Pak?
“Nanti, Badan Pangan [Nasional] akan mengumumkan, bukan saya,” beber Presiden.
Wartawan, Pak, harga beras?
“Tapi, yang paling penting jangan sampai jatuh di bawah biaya/cost yang telah dikeluarkan oleh para petani. Itu saja yang paling penting,” ujar Presiden Joko Widodo
“Karena ini panen raya, panen raya. Kalau enggak dijaga harganya pasti akan jatuh, baik gabahnya maupun berasnya. Yang sulit, pemerintah itu menyeimbangkan. Harga di petani wajar, artinya dapat keuntungan. Harga di pedagang wajar, artinya pedagang dapat keuntungan. Harga di konsumen, di masyarakat juga wajar. Mencari keseimbangan seperti itu yang tidak gampang. Ya,” pungkas Jokowi
“Oh, iya. Saya mengajak kepada seluruh petani di tanah air. Karena ini airnya masih ada, masih ada hujan. Setelah dipanen, jangan diberi jeda. Langsung diolah lagi tanah, tanam lagi, karena ini airnya masih ada. Ya, terima kasih,” tutup Presiden Jokowi mengakhiri keterangan persnya. (LN)