Seberapa Penting Mitigasi Resiko Bagi Sebuah Organisasi? Begini Penjelasan Surianto di hadapan Pegawai Rutan Kelas IIB Barru

FOTO: Kepala Bidang Pelayanan Tahanan, Kesehatan, Rehabilitasi, Pengelolaan Benda Sitaan, Barang Rampasan Negara dan Keamanan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan, Surianto. (Dok. Rutan Barru)
FOTO: Kepala Bidang Pelayanan Tahanan, Kesehatan, Rehabilitasi, Pengelolaan Benda Sitaan, Barang Rampasan Negara dan Keamanan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan, Surianto. (Dok. Rutan Barru)

LEGIONNEWS.COM – BARRU, Dalam kunjungannya ke Rutan Kelas IIB Barru, Kepala Bidang Pelayanan Tahanan, Kesehatan, Rehabilitasi, Pengelolaan Benda Sitaan, Barang Rampasan Negara dan Keamanan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Selatan, Surianto, memberikan penekanan pada pentingnya mitigasi risiko bagi keamanan dan ketertiban di Rutan Kelas IIB Barru, Selasa (07/05).

Dalam kunjungannya, Surianto langsung melakukan survei lapangan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi potensi risiko di Rutan Barru, menyoroti setiap sudut dan bangunan untuk memastikan keamanan dan ketertiban rutan dalam keadaan yang kondusif.

Pertemuan berlanjut di Aula Saharjo, Surianto melanjutkan pendekatannya dengan Brainstorming Session. Tujuannya adalah untuk mendiskusikan secara interaktif bersama seluruh pegawai tentang potensi risiko yang mungkin terjadi di Rutan Barru. Dari hasil diskusi, didapatkan beberapa resiko seperti kebakaran, pelarian, kerusuhan, peredaran narkoba dan penularan penyakit.

Melalui dialog tersebut, Surianto memperjelas pentingnya memiliki pemahaman yang baik tentang risiko-risiko tersebut agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam hal ini yang kita kenal dengan istilah Mitigasi Resiko.

Advertisement

“Permasalahan dan risiko memiliki perbedaan. Permasalahan membutuhkan solusi, sedangkan risiko memerlukan mitigasi” jelas Surianto.

“Kita tidak bisa menghindari risiko, tapi dengan pemahaman yang baik tentang potensi risiko dan langkah-langkah mitigasi yang tepat, kita bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kejadian yang tidak diinginkan.” ungkapnya.

Surianto melanjutkan penjelasannya dengan memberikan contoh konkret tentang bagaimana mitigasi risiko dapat diterapkan. “Misalnya, untuk risiko penularan penyakit di dalam rutan, penting bagi kita untuk membedakan ruangan bagi narapidana yang terjangkit dengan yang tidak” terang Surianto

“Sedangkan untuk risiko peredaran narkoba,” tambahnya, “kita dapat melakukan penggeledahan badan dan barang terhadap pengunjung secara detail”. (**)

Advertisement