Penulis: Dedi Alamsyah M
CEO PT. Duta Politik Indonesia, Lembaga Survei & Konsultan Politik
LEGIONNEWS.COM – Seperti biasa di bulan ramadhan sebelum sebelumnya, saya bertugas sebagai Muadzin di Masjid Amirul Mukminin (Masjid Terapung) Di Pantai Losari. Kegiatan ini sudah saya jalani sejak 4 tahun yang lalu, dulu saya bisa adzan sehari dari Zuhur – Ashar hingga Maghrib dan di waktu shalat Jumat.
Namun tahun ini agak berat saya lakukan karena kesibukan dan cukup jauhnya jarak rumah saya dari gowa hingga ke pantai losari makassar.
Seperti yang terjadi kemarin di hari Rabu (5/3), saat tiba di Masjid Terapung saya dapati beberapa orang siswa siswi seumuran anak SMA mondar mandir disekitaran masjid.
Dalam hati saya berkata, “Oh mungkin mereka pelancong dari jakarta yang mau melihat masjid terapung pertama di Indonesia yang mencontoh di masjid terapung Jeddah”.
30 menit jelang Adzan waktu Shalat Ashar, saya ngobrol dengan beberapa jamaah dan pengurus masjid seperti A Anshari As, Dg Ancu, Ustad Rahman dan Ustad Nasir.
Pas masuk waktu Shalat Ashar saya pun menuju Mic disisi sebelah selatan masjid dan saya mengumandangkan adzan.
Ba’da Ashar saya kembali duduk sejenak didalam masjid karena rencananya saya mau olahraga di CPI. Saya pun diajak bicara oleh Ustad Nasir: “Om Dedi, itu ada 3 orang non muslim mau diskusi soal agama islam, tolong dihandle dulu yah, siapa tau mereka mau LOG IN atau mau tanya tanya soal agama islam.
Saya pun menghampiri dan bertanya maksud kedatangan mereka. Salah seorang mewakili namanya Calista (sisi sebelah kanan saya), menyampaikan bahwa mereka mendapatkan tugas dari guru agama mereka untuk bertanya beberapa hal mengenai agama Islam.
Dari Rukun Iman, Rukun Islam, Bid’ah Dolalah dan Bid’ah Hasanah, serta Toleransi.
Satu persatu saya jelaskan sembari suara saya direkam melalui hp android yang mereka pegang masing – masing.
Namun ada beberapa hal yang akhirnya mereka jadikan diskusi serius sekitar 30 menit lamanya, yaitu tentang Puasa, Shalat dan Toleransi.
Mereka bertanya kenapa ada ummat islam yang tidak menjalankan ibu puasa dan tidak melaksanakan kewajiban shalat 5 waktu.
Kenapa harus shalat ?
Saya menjawab dengan lugas karena saya sadar betul dihadapan saya ialah mereka yang ingin jawaban sesederhana mungkin dan logis.
Saya jawab sebagian orang islam yang tidak puasa bisa jadi karena ada halangan yang syar’i seperti musafir dan orang sakit. Mereka tetap puasa nanti diluar bulan ramadhan dengan catatan mengganti.
“Soal mereka yang diluar hal itu dan mereka ga puasa, maka mereka sama saja Menantang Allah”, karena puasa itu urusan langsungnya Allah (Puasa untuk KU dan AKU yang membalasNYA). Posisi amalan puasa itu beda dengan amalan lain yang dalam Rukun Islam.
Lalu saya jawab lagi soal kedudukan shalat 5 waktu dan kenapa harus shalat ?
Saya pun menjelaskan bahwa Shalat ialah tiang agama dan yang membedakan ummat islam dengan sebutan mukmin atau tidaknya orang ialah SHALAT nya. Shalat perintah Allah yang diterima langsung oleh Nabi Muhammad SAW melalui peristiwa Isra’ Mi’raj.Dan shalat salah satu sarana komunikasi langsung seseorang kepada Allah.
“Logikanya simple, gimana Allah mau peduli dan baik sama seseorang yang ngaku islam jika tak pernah shalat 5 waktu”.
Nah sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi, ada 2 kesedihan dan menyesalkan dada Nabi Muhammad SAW. Tahun itu disebut dengan “Tahun Kesedihan”.
Dimana wafatnya Paman kesayangan Nabi Muhammad SAW yaitu Abu Thalib, Abu Thalib inilah yang merawat dan menjaga Nabi Muhammad SAW dari umur 8 tahun hingga menikahi Siti Khadijah diumur 25 tahun.
Setelah paman Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, maka giliran istrinya Siti Khadijah yang meninggal dunia.
Setelah meninggal 2 orang penting itu, Nabi Muhammad SAW dilanda kesedihan hingga akhirnya Allah memanggil Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril untuk memenuhi panggilan Allah dari Masjidil Haram hingga Baitul Maqdis dan perjalanan itu dilakukan dalam 1 malam.
Saya pun meminta mereka lebih fokus ke kisah menarik, Ialah: Cikal Bakal Isra’ Mi’raj itu terjadi dan pernahkah kalian mendengar istilah kalau lagi stress coba jalan – jalan dulu atau healing kan ?
Mereka pun mengangguk kompak dan senyum kepada saya.
Dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 45 sebagian berbunyi; “Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu”.
Sebelum Isra’ Mi’raj terjadi, belum ada kewajiban Shalat 5 Waktu.
Posisi psikologis Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang punya perasaan tak terbayangkan sedihnya, Sebelum setelah meninggal Paman dan Istrinya meninggal dunia, beliau mendapatkan perlakuan buruk dari Kaum Kafir Quraisy.
Namun beliau hanya bisa Sabar. Nah melihat kejadian Sabar dari Nabi Muhammad SAW makan adanya perintah Shalat Wajib 5 waktu via Peristiwa ISRA’ MI’RAJ.
Maka Sempurnalah yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW sebagai manusia, yaitu ketika ditimpa cobaan maka beliau ber SABAR dan SHALAT. Dan hal itu diikuti oleh para ummatnya.
Lalu kami diskusi soal Toleransi. Saya pun menyampaikan, ketika kalian ber 3 berada didalam masjid dan menyaksikan kami shalat Ashar tadi, apa yang kalian rasakan ?
Mereka pun (siswa siswi katolik); Kami merasa dihargai dan rasa ingin tahu kami akhirnya bisa langsung kami saksikan dan terjawabkan.Bahwa ummat islam baik – baik buktinya kami bisa masuk ke masjid.
Sebagai penutup saya bilang;
Itulah toleransi, saling menerima, menghormati, menghargai perbedaan pendapat, keyakinan, atau praktik ibadah yang dilakukan ummat beragama lain.
“Jadi kalau masuk ke masjid saja kalian bertiga kami perbolehkan, maka kami juga perbolehkan kalian atau siapapun yang mau mengenal
Islam dan untuk masuk ke agama kami Agama Islam,” kata saya.
Jawaban saya ini ditanggapi dengan senyuman oleh mereka……