
LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Ummat islam di kota Makassar kehilangan salah satu putra terbaiknya. Syech Sayyid H. Abdurrahman Assegaf, yang lebih dikenal sebagai Puang Tika, wafat pada Sabtu dini hari di RS Haji Makassar. Beliau merupakan salah satu anak dari tokoh besar dan Muassis Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan, Syech KH. Jamaluddin Assagaf (Puang Ramma).
Jenazah almarhum kini disemayamkan di rumah duka, Jl. Baji Bicara No. 7, Makassar, dan rencananya akan dikebumikan hari ini, pukul 14.00 WITA, di pekuburan keluarga Tambua, Kabupaten Maros.
Puang Tika bukan hanya pewaris garis keturunan ulama besar, tetapi juga Mursyid Pondok Pesantren Jam’iyah Khalwatiyah Syech Yusuf Al-Makasari Sulawesi Selatan—sebuah tarekat yang memiliki jejak panjang dalam sejarah keilmuan dan spiritualitas di tanah Bugis-Makassar. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi kalangan pesantren, jamaah tarekat.
Makmur Idrus, om dari almarhum, mengenang sosok Puang Tika sebagai pribadi yang sangat ramah, teduh, dan selalu menerima tamu dengan wajah berseri. “Terakhir saya bertemu beliau saat salah satu putranya meraih gelar doktor di UNM. Beliau menyambut dengan hangat seperti biasa, penuh takzim dan kesederhanaan,” ungkap Makmur.
Kepergian beliau menjadi kehilangan besar bagi masyarakat Sulawesi Selatan, terutama bagi mereka yang selama ini mendapat bimbingan ruhani dari almarhum. Tradisi Khalwatiyah yang dijaganya adalah bagian dari warisan panjang Syekh Yusuf al-Makassari, dan Puang Tika termasuk penjaga amanah itu hingga akhir hayat.
Duka ini menyatukan banyak kalangan—NU, keluarga besar Assegaf, para jamaah tarekat, dan masyarakat yang mengenal beliau—dalam satu doa yang sama: semoga almarhum kembali kepada Tuhan dalam husnul khatimah, dan keluarga diberi kekuatan serta ketabahan.
Jejak dedikasi beliau akan terus hidup, sebagaimana cahaya para pendahulu yang dijaganya. (*)
























