LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Pasca pencopotan Prof Basri Modding dari jabatan Rektor Universitas Muslim Indoneia (UMI) ramai dibicara publik. Tidak ketinggalan alumni pun angkat bicara.
Syamsul Bahri,SH misalnya. Dia menyayangkan hal itu terjadi ditengah masih menjabat nya Prof Basri Modding hingga tahun 2026 mendatang.
Kini pihak yayasan Wakaf UMI telah menunjuk Pelaksana tugas (Plt) rektor UMI Prof. Sufirman Rahman.
Dengan demikian, Rektor UMI yang sah, Prof Basri Modding mengaku keberatan atas tindakan yang dianggap sepihak dan tanpa ada pemberitahuan, serta mekanisme yang teratur dalam peraturan internal UMI.
Menanggapi hal tersebut, Syamsul Bahri Alumni UMI berpendapat, setiap masalah harus bisa diselesaikan dengan baik. Mencari solusi yang tidak saling merugikan adalah tujuan utama.
āIni kan kampus Islam jadi jika punya persoalan persoalan internal apalagi menyangkut tentang kepemimpinan sebaiknya dibicarakan sehingga tidak merusak nama baik tidak hanya lembaganya tapi juga orang orangnya jadi mestinya secara Islami dan telah diselesaikan gitu,ā ucap Syamsul Bahri, dalam keterangannya. Selasa (10/10/2023).
Dengan demikian, ia menyarankan agar Prof. Basri Modding, tetap menempuh jalu-jalur yang arif, salah satunya lewat jalur hukum.
āBapak Rektor tetap menempuh ke jalur hukum agar nantinya akan melihat siapa sebenarnya? Apa kesalahan beliau,” tutur alumni fakultas hukum angkatan 2021 ini.
“Kalau tidak salah yah dikembalikan kepada porsinya dan dia masih punya masa jabatan 3 tahun,ā ungkapnya.
Lebih jauh, mengingatkan bahwa UMI adalah perguruan tinggi yang telah memiliki nama besar dan dikenal dimana-mana sebagai perguruan tinggi Unggul. Sehingga akan sangat disayangkan jika permasalahan kepemimpinan seperti ini tidak diselesaikan secara baik.
āUtamakan musyawarah mufakat karena itu akan merusak nama baik kita tidak hanya universitas yang ada di selatan tapi alumni. Sebagai pimpinan, mereka harus memberikan contoh yang baik kepada mahasiswa dalam menyelesaikan masalah seperti ini,ā sarannya.
āAjaran Rasulullah SAW aja itu kan selalu menghendaki semua diselesaikan dengan dengan bijaksana tidak ada yang merasa tercederai dan harus saling memahami bahkan perlu dikompromikan,ā sambungnya. (LN)