Rapat Komisi IX DPR-RI, Honesti Basyir: Mereka, Pihak Pfizer-BioNTech, Indonesia tak Boleh Menggugat jika Vaksin COVID-19 Bermasalah

Foto suasana sidang di gedung DPRI-RI mengikuti standar Protokol Kesehatan (Prokes)

JAKARTA||Legion-news.com Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Komisi IX DPR-RI mengagendakan rapat kerja bersama pihak Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir, Salah satu perusahaan distributor vaksin Covid-19 (Pfizer-BioNTech) di Indonesia secara virtual. Selasa, (12/1/2021)

Dalam rapat virtual tersebut dengan Komisi IX, Pihak PT Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan, “Indonesia tak boleh menggugat jika vaksin COVID-19 bermasalah. Bahkan jika Vaksin COVID-19 ada efek sampingnya.”

Hal itu dikatakan Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir, dihadapan Komisi IX DPR-RI saat rapat virtual berlangsung Selasa,

Itu lah yang menyebabkan pemerintah belum bisa menyepakati pembelian vaksin covid-19 dari perusahaan -BioNTech. Kesepakatan dengan Pfizer-BioNTech itu terkendala permohonan perusahaan asal Paman Sam itu.

Advertisement

Pfizer meminta dibebaskan secara hukum jika nantinya vaksin covid-19 buatannya ternyata memiliki efek samping yang membahayakan

“Mereka (Pfizer) minta untuk diberi kebebasan atau dilepaskan klaim tuntutan hukum kalau ada masalah dalam program vaksinasi,” kata Honesti saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI,

Sebelumnya pemerintah mengatakan sedang melakukan finalisasi pembelian vaksin sebanyak 50 juta dosis dari Pfizer.

Maka dari itu kata Honesti, pemerintah saat ini sedang melakukan negosiasi lanjutan kepada pihak Pfizer agar proses pemesanan vaksin asal Inggris tersebut bisa masuk ke Indonesia.

“Ini masih didiskusikan, karena kita enggak mau dapat cek kosong dan bagaimana kalau ini bisa dinegosiasikan dengan Pfizer,” kata Honesti.

Sebelumnya, kebutuhan vaksin Indonesia untuk 181 juta orang sebesar 426 juta, namun saat ini yang baru dipesan sebesar 329 juta dosis dengan perincian Sinovac sebanyak 125 juta dosis, Pfizer sebanyak 50 juta dosis, AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis, dan Novavax sebanyak 50 juta dosis.

Selain itu, ada juga dari Covax/Gavi sebanyak 54 juta dosis vaksin. Dengan demikian, total dosis vaksin yang sudah kontrak pasti sebesar 329 juta dosis vaksin. (Lnj)

Advertisement