PENULIS: Musmuliadi
Founder Anak Muda Desa
LEGIONNEWS.COM – OPINI, Beberapa hari terakhir, bangsa Indonesia diguncang dengan aksi demonstrasi yang berakhir ricuh. Apa yang seharusnya menjadi ruang penyaluran aspirasi rakyat justru tercoreng oleh ulah segelintir provokator.
Demonstrasi yang mestinya damai dan bermartabat berubah menjadi panggung kerusuhan, dengan perusakan fasilitas umum, bentrokan, dan ketakutan di tengah masyarakat.
Kita tidak boleh menutup mata bahwa pola semacam ini bukan hal baru. Setiap kali ada momentum penting, selalu saja muncul pihak yang berusaha menunggangi aksi, menggeser substansi tuntutan menjadi provokasi, dan mengadu domba sesama anak bangsa. Media sosial pun dijadikan senjata: potongan video disebarkan tanpa konteks, narasi dipelintir, fakta diputar balik, hingga akhirnya menimbulkan kemarahan massal.
Fenomena ini menunjukkan ada kekuatan besar yang bekerja di balik layar. Mereka ingin rakyat dan pemerintah saling curiga. Mereka ingin bangsa ini sibuk bertikai. Mereka tahu, Indonesia akan tetap kokoh jika bersatu, tapi akan rapuh bila dipecah belah dari dalam.
Di tengah situasi yang panas itu, muncul pula pernyataan Menteri Agama terkait profesi guru. Pernyataan yang seharusnya menjadi bahan diskusi serius tentang masa depan pendidikan, justru dijadikan bahan bakar provokasi. Potongan kalimat diangkat keluar dari konteks, lalu dijadikan amunisi untuk memperkuat narasi kebencian. Akibatnya, substansi perbaikan pendidikan pun hilang ditelan riuhnya kontroversi.
Kita perlu jernih melihat hal ini. Pernyataan Menteri Agama sesungguhnya dimaksudkan untuk memastikan sistem pendidikan kita lebih baik, lebih berkualitas, dan lebih adil bagi generasi mendatang. Inilah pesan penting yang sering dipelintir oleh provokator: sebuah kebijakan untuk membangun bangsa dipelintir seolah-olah diskriminatif.
Karena itu, diberikan dukungan. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang menentukan masa depan Indonesia. Kritik boleh, dialog sah, tapi harus dilakukan dalam bingkai kepentingan bangsa, bukan dalam arus provokasi.
Indonesia terlalu besar untuk dijatuhkan dari luar. Namun bangsa ini akan runtuh bila rakyatnya rela diadu domba dari dalam. Maka mari jaga ruang demokrasi tetap sehat, jaga persatuan sebagai harga mati, dan dukung langkah-langkah yang sungguh-sungguh diarahkan untuk membangun masa depan bangsa, termasuk kebijakan Menteri Agama dalam memperbaiki sistem pendidikan kita.