Produksi Beras RI Merosot, Mentan: El Nino

FOTO: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, saat menemui awak media di Jakarta.
FOTO: Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, saat menemui awak media di Jakarta.
Advertisement

LEGIONNEWS.COM – JAKARTA, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman angkat bicara soal merosotnya produksi beras RI. Menurutnya turunnya produksi beras disebabkan fenomena anomali iklim El Nino yang menyebabkan kekeringan ekstrem di Indonesia.

Turunnya produksi beras Indonesia diperkirakan bakal merosot sampai 2,47 juta ton selama periode Januari-Juli 2024 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

“El Nino, kekeringan,” kata Mentan Amran.

Hal itu disampaikannya usai menghadiri Rapat Terbatas (Ratas) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pangan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/6/2024) lalu.

Advertisement

Meski ada proyeksi produksi beras dalam negeri akan berkurang, Amran masih belum mau berkomentar apakah butuh penambahan kuota impor?

“Doakan,” katanya.

Namun pihaknya saat ini memang tengah menggenjot produksi dalam negeri, meski kondisi saat ini sudah memasuki kemarau yang sulit untuk melakukan produksi.

Caranya dengan mendorong percepatan program pompanisasi yang saat ini progresnya masih 70%. 30% diantaranya akan diselesaikan sebelum bulan Agustus, yang terfokus di Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah yang menjadi kawasan sentra padi.

“Kalau ini terpasang semua mudah-mudahan bisa memitigasi risiko kekeringan. Mudah-mudahan. Jadi beliau (presiden) perintahkan segera perintahkan segera selesaikan yang 30%, sebelum Agustus. moga-moga bisa selesai,” kata Amran.

Seperti diketahui produksi beras saat ini mulai mengkhawatirkan. Berdasarkan Catatan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dari hasil Kerangka Sampel Area (KSA) BPS total produksi beras Januari-Juli 2024 sebesar 18,64 juta ton, lebih rendah 2,47 juta ton dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Bahkan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan ada potensi kekurangan produksi beras hingga 5 juta ton di tahun ini. Meski Arief masih belum bisa memastikan kekurangan itu akan ditutup melalui impor atau tidak.

“Ini potensi kekurangan (produksi tahun ini) kurang lebih 5 juta ton. (Tapi masih belum tahu apakah bakal ditambah impor), karena sekarang saja dari kuota 3,6 juta ton kita masih pelan-pelan, (sekarang) baru 2 juta ton. Kita usahakan dalam negeri, karena sayang kita ambil dari luar negeri, kalau 3 juta ton saja itu sudah Rp 30 triliun,” kata Arief saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (10/6/2024). (**)

Advertisement