Presiden Prabowo Menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Yudha Dharma Pratama kepada Mayjen TNI Bangun Nawoko

0
FOTO: Panglima Divisi Infanteri 3 Kostrad, Mayjen TNI Bangun Nawoko bersama Pengurus LASKAR Sulsel.
FOTO: Panglima Divisi Infanteri 3 Kostrad, Mayjen TNI Bangun Nawoko bersama Pengurus LASKAR Sulsel.

LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Presiden Republik Indonesia menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Yudha Dharma Pratama kepada Mayjen TNI Bangun Nawoko, Panglima Divisi Infanteri 3 Kostrad, sebagai bentuk penghormatan atas pengabdian, kepemimpinan, dan dedikasi luar biasa dalam memperkuat sistem pertahanan nasional dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penghargaan ini menjadi simbol kepercayaan negara terhadap sosok perwira yang bukan hanya menunjukkan keunggulan dalam strategi militer, tetapi juga menampilkan nilai kemanusiaan, moralitas, dan semangat kebangsaan di setiap kiprahnya.

Menanggapi penghargaan tersebut, Ketua Umum Laskar Sulawesi Selatan, Illank Radjab, S.H., menyampaikan apresiasi yang mendalam serta menilai penghargaan ini sebagai momentum refleksi bagi seluruh elemen bangsa.

“Kami dari Laskar Sulawesi Selatan melihat penghargaan kepada Mayjen TNI Bangun Nawoko sebagai cerminan nilai-nilai luhur kepemimpinan bangsa. Penghargaan ini mengingatkan kita bahwa kekuatan sejati bangsa tidak lahir dari kekerasan, melainkan dari keteguhan moral dan keberanian untuk menjaga kemanusiaan. Ketahanan nasional hanya akan kokoh jika dibangun atas dasar empati, rasa hormat terhadap perbedaan, dan semangat kebersamaan. Inilah nilai-nilai yang harus terus diwariskan kepada generasi muda,” ujar Illank Radjab.

Sementara itu, Panglima Adat Nusantara Indonesia, Andi Jamaludin Daeng Masiga, yang dikenal akrab dengan sapaan Daeng Betel, turut memberikan pandangan humanis terkait makna penghargaan tersebut.

“Sebagai Panglima Adat Nusantara, saya memandang penghargaan ini bukan hanya milik seorang perwira, tetapi milik seluruh anak bangsa yang masih setia menjaga jati diri budaya dan kehormatan negeri. Sosok Mayjen Bangun Nawoko mencerminkan kepemimpinan yang tidak tercerabut dari akar budaya dan nilai-nilai adat. Ketahanan bangsa tidak dapat dipisahkan dari ketahanan budaya, sebab budaya adalah roh yang menghidupkan semangat juang, solidaritas, dan kebersamaan. Jika kita ingin bangsa ini kuat, maka rawatlah budaya dan kemanusiaannya,” tutur Daeng Betel.

Kedua tokoh tersebut sepakat bahwa penghargaan kepada Mayjen TNI Bangun Nawoko menjadi bukti nyata bahwa keteladanan pemimpin yang berjiwa humanis dan berakar budaya merupakan kunci dalam membangun bangsa yang tangguh.

Mereka menekankan pentingnya sinergi antara kekuatan pertahanan, nilai budaya, dan solidaritas sosial sebagai pilar utama dalam menghadapi tantangan global.

“Bangsa yang kuat bukan hanya yang bersenjata, tetapi yang memiliki hati nurani, yang memuliakan budaya, dan yang mampu berdiri teguh di atas nilai kemanusiaan,” tegas mereka.

Dengan semangat tersebut, Laskar Sulawesi Selatan bersama Dewan Adat Nusantara menyatakan komitmennya untuk terus memperkuat kolaborasi antara masyarakat, adat, dan institusi negara dalam menjaga ketahanan nasional yang beradab, berbudaya, dan berkeadilan sosial. (*)

Advertisement