Presiden Jokowi Lepas Ekspor Perdana Smelter Grade Alumina, Singgung Zaman VOC

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meluncurkan pelepasan ekspor perdana tahun 2022 smelter grade alumina produksi PT Bintan Alumina Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/01/2022).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meluncurkan pelepasan ekspor perdana tahun 2022 smelter grade alumina produksi PT Bintan Alumina Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/01/2022).

LEGION NEWS.COM – Presiden Joko Widodo atau Jokowi meluncurkan pelepasan ekspor perdana tahun 2022 smelter grade alumina produksi PT Bintan Alumina Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/01/2022).

Dalam kesempatan tersebut presiden menyampaikan beberapa hal penting. Seperti yang diutarakan Presiden dalam sambutanya.

“Bulan yang lalu saya datang ke Sulawesi, melihat bagaimana yang namanya hilirisasi nickel ore itu bisa ke barang jadi. Saya kaget bahwa kita memang sudah terlalu maju ke sana, banyak orang lain enggak tahu. Ini malah enggak apa-apa,” kata Joko Widodo.

Yang paling penting adalah dari hilirisasi ini jangan sampai, saya sudah bolak-balik saya sampaikan, jangan sampai kita ini sudah 350 tahun yang lalu waktu dijajah, yang kita ekspor selalu bahan mentah.

Advertisement

“Kita ekspor selalu raw material, enggak berhenti sampai sekarang. Jadi harganya harga barang mentah. Seperti tadi disampaikan oleh Pak Airlangga Hartarto, harusnya bisa 15 kali lipat, hanya dijual 30 tadi. Padahal kalau menjadi barang jadi, bisa 700. Ini enggak bisa diterus-teruskan,” tegas Presiden Joko Widodo.

Oleh sebab itu, sejak 2020, “saya sampaikan kepada Pak Menko Luhut, setop. Nickel ore setop, bahan mentah setop, sudah. Enggak boleh jalan lagi, harus barang setengah jadi atau barang jadi. Sudah.”

Kemarin, saya baru saja dari Muara Enim untuk peletakan batu pertama pembangunan industri DME/dimetil eter, yang itu dipakai untuk nanti elpiji. Ini juga sama, kita ekspor bahan mentah batu bara, ekspor batu bara mentahan terus, mentahan, mentahan, mentahan. Padahal yang namanya batu bara itu bisa menjadi metanol, bisa menjadi DME/dimetil eter.

Kenapa ini kita lakukan terus? Ini akan saya hitung. Saya sekarang datang ke Bintan, khusus melihat bagaimana pembangunan PT. Bintan Alumina Indonesia (BAI) ini, dan saya kaget ternyata sudah segede ini. Padahal baru, Pak Santoni, tahun 2018, Pak, ya? Cepat sekali. Ini yang kita kejar ya seperti ini.

Akan kita hitung lagi kapan kita akan setop ekspor raw material bauksit, bahan mentah bauksit. Ndak, setop. Karena di Bintan sudah ada pabriknya, di Bintan sudah ada industrinya supaya kita dapat nilai tambah.

Tadi kembali ke DME, dimetil eter, kita punya bahan baku banyak sekali, gede sekali, kita malah impor elpiji Rp80-an triliun setiap tahun. Terlalu nyaman kita ini, terlalu enak kita ini.

Orang lain yang dapat, negara lain yang dapat. Dia dapat nilai tambahnya, dia dapat lapangan kerjanya, dia dapat pajaknya. Coba kalau kita membuat industri seperti ini. Kita dapat royaltinya, kita dapat pajak perusahaannya, kita dapat pajak pribadinya, kita dapat bea ekspor keluar, kita bisa dapat penerimaan negara bukan pajak, semua dapat. Yang paling penting, membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya. Bisa tujuh ribu, saya kemarin di Konawe 27 ribu, yang di Morowali 45 ribu. Ini yang dibutuhkan rakyat.

“Jadi jangan sekali lagi berpikir, sekali lagi, ekspor bahan mentah, ekspor raw material, ekspor nickel ore. Ndak, ndak, ndak, ndak, ndak.. Kita memang, pola pikir kita memang harus kita ubah semuanya. Ini harus menjadi negara industri kalau kita mau maju, karena nilai tambahnya ada di situ,” tegas Presiden.

Dan dengan risiko apapun, satu per satu akan saya setop. Nickel ore setop, ini kita digugat oleh WTO, silakan gugat. Nanti setop bauksit, setop, pasti ada yang gugat lagi Silakan gugat, enggak apa-apa kita hadapi.

Kalau ndak, sejak zaman VOC sampai kapanpun kita hanya menjadi pengekspor raw material, pengekspor bahan mentah. Enggak rampung-rampung. Enggak dulu pala,  coklat, semuanya dulu zaman rempah-rempah, semuanya. Yang menikmati yang punya nilai tambah, yang menikmati yang punya industri.

Saya terima kasih ada perusahaan-perusahaan seberani ini membangun dengan investasi, tentu saja dengan risiko-risiko yang ada. Kita harapkan semua bahan mentah kita, kita olah sendiri di tanah air.

Terakhir, saya juga ada pantun. Masa semua berpantun, saya tidak.
“Pantai Bintan indah dan asri. Pas ndak ini?”

“Jalan beriring si burung dara.
Mari kita dukung hilirisasi industri.
Untuk mewujudkan kemandirian bangsa. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada sore hari ini saya luncurkan Pelepasan Ekspor Perdana Tahun 2022 Smelter Grade Alumina Produksi PT. Bintan Alumina Indonesia,” Presiden Jokowi mengakhiri sambutannya. (LN)

Advertisement