LEGIONNEWS.COM – MEDAN, Saat ini dunia pers Indonesia sedang tidak baik-baik saja, dalam hal kebebasan pers, keberlanjutan media, juga kedaulatan dan keamanan data.
Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada puncak Hari Pers Nasional (HPN) di Gedung Serba Guna, Pancing, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (9/2).
“Saya ingin mengatakan bahwa dunia pers tidak sedang baik-baik saja. Dulu isu utamanya kebebasan pers, sekarang bergeser. Tugas sekarang adalah membuat berita yang bertanggungjawab,” ujar Jokowi, dikutip Kantor Berita RMOLSumut.
Produk berita yang bertanggungjawab ini penting, kata Jokowi, karena saat ini sangat banyak platform digital yang memberikan informasi hingga konten yang justru mengorbankan kualitas dari jurnalisme otentik.
“Masyarakat kebanjiran berita termasuk dari media sosial dan platform lainnya umumnya tidak ber-redaksi. Algoritma raksasa digital cenderung mementingkan sisi komersil saja dan hanya mendorong konten recehan yang sensasional, sekarang ini banyak sekali dan mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik, ini yang kita akan semakin kehilangan. Hal semacam ini menurutnya tidak boleh mendominasi masyarakat,” paparnya.
Kedua, lanjut Jokowi, terkait dengan keberlanjutan media konvensional. Hal ini berkaitan dengan belanja iklan yang porsinya semakin besar kpada platform digital asing.
“Sedih kita, 60 persen belanja iklannya sudah dibawa platform asing, artinya sumber daya keuangan media konvensional akan semakin berkurang terus,” ungkapnya.
Sedangkan persoalan selanjutnya yakni soal kedaulatan dan keamanan data dalam negeri. Menurutnya keamanan data menjadi penting karena lewat hal ini sang penguasa data dapat mengendalikan preferensi masyarakat.
“Ini yang kita semua harus hati-hati dan jadi kewaspadaan kita bersama,” pintanya.
Dalam suasana seperti inilah menurut Jokowi, media arus utama harus hadir menjadi penjernih informasi yang sampai kepada masyarakat.
“Media arus utama dibutuhkan untuk menjadi rumah penjernih informasi, menyajikan info terverifikasi dan menjalankan peran komunikasi yang memberi harapan. Peran ini penting untuk mengamplifikasi kebenaran dan fakta terutama ditengah keganasan pasca fakta dan pasca kebenaran,” pungkasnya. (Sumber: rmol)