LEGIONNEWS.COM – MAKASSAR, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto lakukan penandatangan MoU komitmen pembelian 24 unit Pesawat Tempur F-15EX di The Boeing Company, St. Louis, Missouri.
Diketahui Menhan Prabowo Subianto tengah melakukan kunjungan kerja di Amerika Serikat.
Dalam kunjungan kerja tersebut Prabowo menyaksikan penandatanganan kerja sama atau MoU pembelian 24 jet tempur F-15EX.
Momen penandatanganan MoU itu diunggah Prabowo di akun media sosialnya, Selasa (22/8/2023).
Prabowo terlihat berdiri di samping pejabat Kemhan yang sedang melakukan penandatangan pembelian 24 jet tempur F-15EX.
“Penandatanganan MoU komitmen pembelian 24 unit pesawat tempur F-15EX,” tulis Prabowo diakun Facebook miliknya.
Dari sejumlah foto yang diunggah, Prabowo berkeliling bersama pejabat Kemhan dan The Boeing Company. Prabow terlihat berbincang dengan pimpinan The Boeing Company.
Prabowo juga mengunggah miniatut jet tempur. Ketum Partai Gerindra itu memang diketahui tengah berada di AS, sempat merayakan HUT ke-78 RI di sana, ditemani Dubes AS Rosan Roeslani dan WNI di AS.
Untuk diketahui, pada tahun lalu Prabowo Subianto berharap Indonesia bisa membeli jet tempur F-15 EX asal Amerika Serikat dengan pembayaran secara bertahap. Prabowo berbicara kemampuan anggaran negara yang saat ini mengedepankan pembangunan ekonomi.
“Kita jelas minta bahwa kita harus bisa beli dengan istilahnya membayar nyicil begitu, kemampuan kita kan tidak bisa sekaligus. Pemerintah selalu mendahulukan pembangunan ekonomi dan sebagainya,” kata Prabowo di kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2022).
Departemen Luar Negeri AS dilaporkan menyetujui rencana penjualan jet tempur F-15 ke Indonesia. Pada saat itu, diketahui ada 36 jet tempur buatan Boeing AS serta alutsista lainnya senilai USD 14 miliar yang disetujui pada Kamis kemarin.
“Pada hari Kamis menyetujui potensi penjualan USD 14 miliar ke Indonesia dari 36 jet tempur F-15 dan berbagai macam peralatan militer lainnya,” kata sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP, Jumat (11/2/2022).
Penjualan yang diusulkan itu disebut dapat meningkatkan keamanan mitra regional yang dapat meningkatkan kekuatan stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Tanpa mengubah keseimbangan dasar militer di wilayah tersebut.
“Tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di kawasan itu,” ujarnya. (LN/detik)