POLITIK – Pemilihan presiden tahun 2014 lalu, Joko Widodo yang saat itu merupakan kader PDIP melenggang mulus maju sebagai capres, Dia dipasangkan dengan Muhammad Jusuf Kalla kader partai golongan karya atau golkar sebagai cawapres saat itu.
Namun di tahun 2024 nanti saat Pilpres apakah nasib Gubernur Jawa Tengah (Jateng) dapat melenggang mulus seperti Gubernur DKI Jakarta saat itu Joko Widodo?
BACA JUGA:
Pilpres 2024, Majelis Syuro PKS Bertemu SBY
Kita ketahui bersama Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo kerap menempati posisi tertinggi di sejumlah survei elektabilitas calon presiden. Kondisi itu kini terkesan seolah-olah PDI Perjuangan harus mengikuti survei.
Pandangan itu dikemukakan pengamat politik sekaligus pendiri lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio. Padahal menurut Hendri, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak menghiraukan hasil survei.
BACA JUGA:
Nyanyian wanita emas Soal Pilpres Sudah Didesain Menangkan Ganjar dan Erick Thohir
Diketahui, PDIP hingga kini memang belum menentukan siapa capres yang akan diusung. Partai berlogo banteng bermoncong putih ini menyerahkan sepenuhnya penentuan capres kepada sang Ketua Umum Megawati Soekarno Putri.
“Kalau kita lihat dari perjalanannya pun ini kan dibuat seolah-olah harus menuruti hasil lembaga survei.
BACA, JUGA:
Fahri ke Erick Thohir: BUMNnya Mampus, Menterinya Tambah Populer
Padahal selama ini Ibu Mega itu selalu mendorong orang bukan berdasarkan hasil survei tapi berdasarkan ideologi si orang itu,” kata Hendri dalam diskusi daring CrossCheck, Minggu (25/12/2022).
Hendri mengatakan cara itu pernah dilakukan Megawati saat mengusung Ganjar Pranowo di Pilgub Jawa Tengah pada 2013 dan berhasil menang. Ganjar diusung maju sebagai cagub saat elektabilitasnya hanya 7 persen.
BACA JUGA:
Wow! Luhut dan Surya Paloh Bertengkar di Hotel Borobudur
Padahal saat itu ia harus menghadapi rivalnya, Bibit Waluyo yang merupakan petahana.
“Tapi Bu Mega waktu itu melihat ideologinya Ganjar ini bagus untuk PIDP di Jawa Tengah sehingga PDI Perjuangan mendorong Ganjar,” kata Hendri.
BACA JUGA:
Pencuri Sikat Laptop Milik Jaksa KPK, Sialnya Berkas Kerja Ikut Hilang
Lantas apakah dorongan kepada Ganjar akan diberlakukan kembali oleh Megawati untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2024? Jawabannya ternyata, belum tentu.
Alasannya, kata Hendri, karena ada Puan Maharani. Puan yang merupakan anak kandung Megawati dianggap lebih memiliki ideologi partai, ketimbang Ganjar. Puan bahkan dinilai sebagai anak ideologis PDIP.
BACA JUGA:
Wanita Emas Ungkap Pemilu 2024 Didesain untuk Memenangkan Ganjar, ini Kata Fadli Zon
Karena itu menjadi menarik melihat siapa yang nantinya akan dipilih Megawati. Satu yang pasti, hasil elektabilitas di survei bukan satu-satunya pertimbangan Megawati dalam memilih.
“Misalnya sekarang ada perdebatan antara siapa yang akan didorong oleh PDI Perjuangan, Puan Maharani atau Mas Ganjar Pranowo kan. Nah pertimbangannya Ibu Mega ini kan selalu pertimbangan ideologis, jadi bukan melulu tentang versi lembaga survei capresnya,” tutur Hendri. (Sumber: suara)