
LEGIONNEWS.COM – Prabowo Subianto menerima aduan dari petani soal hama tikus yang sering menganggu area pesawahan di Majalengka, Jawa Barat (Jabar).
Saat berbincang dengan gubernur Jabar para petani di Majalengka, Presiden akan memberi bantuan berupa 1000 burung hantu untuk membasahi hama tikus.
Pernyataan presiden itu dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/4/2025).
“Di daerah sini, saya dapat laporan hama tikus yang sangat pelik masalahnya,” ujar Presiden Prabowo dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Senin.
“Dan yang paling bagus sekarang katanya adalah burung hantu,” kata Prabowo.
- BACA JUGA:
Menkeu Sri Rapat dengan Presiden Bahas Perkembangan Terkini Strategi Perkuatan Ekonomi Indonesia
“Saya bantu untuk berapa burung hantu yang saudara perlu. Saya bantu. Benar, ya. Perlu tambahan berapa burung hantu? Seribu ekor,” tanya presiden.
“Seribu ekor kali 150.000. Seribu ekor. Berarti Rp 150 juta. Baik, saya bantu. Hari ini juga,” imbuh presiden RI ke 8 itu.
Kemudian mantan Danjen Kopassus itupun meminta agar 1.000 burung hantu itu sudah tersedia di Majalengka ketika ia kembali ke daerah itu.
Bahkan, menurut Prabowo, jumlah tersebut bisa saja lebih banyak lantaran burung hantu sudah beranak pinak.
“Ada pimpinan Gapoktan (gabungan kelompok tani) di sini ya? Jadi saya datang lagi nanti ada 1.000 burung hantu yang terbang-terbang ya? Sudah beranak ya?” kata Presiden.
Lebih lanjut, Mantan Menteri Pertahanan itu meminta seluruh petani melapor jika memiliki masalah serupa.
Prabowo mengatakan, kesulitan para petani adalah kesulitan bangsa Indonesia sehingga ia meminta para petani agar segera menyampaikan masalah yang mereka hadapi untuk dicari jalan keluar bersama.
“Yang punya hama tikus yang berbahaya, laporkan. Kita akan terus melakukan langkah-langkah, kebijakan-kebijakan,” ucap Prabowo.
Burung Hantu Serak Jawa (Tyto Alba)
Meskipun penampilannya yang tampak menggemaskan dengan bentuk wajah menyerupai hati, Tyto alba—atau yang dikenal sebagai burung hantu—adalah predator alami yang sangat efektif.
Sebagai penjaga sawah petani, burung hantu ini memiliki kemampuan mendengar hingga 500 meter, yang memungkinkannya untuk menangkap lebih dari lima tikus per hari.
Berdasarkan literatur dan riset, sekitar 90 hingga 95% makanan utama Tyto alba adalah tikus. Meskipun mereka mungkin tampak kenyang, burung hantu ini tetap aktif memburu tikus secara konsisten.
Dengan reputasinya yang sudah terbukti dalam mengatasi serangan hama, Tyto alba sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan tanaman. Burung Serak Jawa (Tyto alba), yang lebih dikenal dengan nama umum “burung hantu,” memiliki perilaku nokturnal yang aktif di malam hari.
Suara khas yang dikeluarkannya saat terbang seringkali membuatnya dikenal sebagai burung hantu di kalangan masyarakat. Tyto alba memiliki penyebaran yang luas di hampir semua benua, kecuali Antartika.
Ciri Khas
Serak Jawa (Tyto alba) memiliki tubuh yang relatif besar, dengan panjang antara 32 hingga 40 cm. Ciri khasnya meliputi bulu putih yang dipadu dengan coklat muda di sayap dan puncak kepala.
Wajahnya memiliki bentuk hati, sementara kakinya panjang dan dilengkapi dengan cakar yang kuat. Paruhnya berwarna putih kekuningan dan melengkung ke bawah. Kelebihan Serak Jawa dalam mendeteksi mangsa terdapat pada indra pendengarannya yang sensitif.
Suara gesekan yang ditimbulkan oleh tikus dengan tanaman disekitarnya cukup bagi Serak Jawa untuk menentukan lokasi dan segera menyambar buruannya. Serak Jawa umumnya tidak membuat sarangnya sendiri, melainkan memilih untuk bersarang di gedung atau lubang pohon yang besar, sehingga mereka rentan terhadap serangan pemburu.
Selain itu, jalan raya—terutama yang memiliki jalur ganda—merupakan salah satu penyebab utama kematian Serak Jawa. Hal ini terjadi karena burung ini sering tertabrak kendaraan saat terbang rendah di dekat jalan raya, terutama saat berburu.
Karenanya, pembuatan rubuha di lapangan juga bertujuan untuk memudahkan Serak Jawa berburu tikus di lahan perkebunan, dan memudahkan dalam proses pengawasan populasi Serak Jawa.
Di sisi lain, Serak Jawa juga dikenal sebagai predator bagi burung walet. Oleh karena itu, pemanfaatan burung ini perlu dilakukan dengan bijak untuk menghindari kerugian bagi pihak lain yang mungkin terdampak. (*)