LUWU UTARA– Banjir yang terjadi beberapa hari ini di Luwu Utara semakin meluas. Tidak hanya melanda daerah yang menjadi langganan ‘tradisional banjir’ seperti Malangke, Malangke Barat dan Baebunta Selatan tetapi juga sudah melandah daerah yang selama ini tidak pernah terkena banjir.
Seperti banjir yang melanda Kecamatan Masamba, yaitu di wilayah yang terhitung dataran tinggi dan tidak pernah terkena banjir selama ini di jalur dua menuju kantor bupati Luwu Utara kelurahan bone tua kecamatan Masamba. Sudah tidak ada lagi wilayah di luwu utara yang terbebas dari banjir.
“Banyak asumsi yang muncul mengenai sebab banjir ini tapi yang pasti bahwa banjir yang menerjang jantung kota masamba ini telah menimbulkan kerugian yang sangat banyak,” kata Muhlis Balanca, salah satu toko Masyarakat di Luwu Utara, Senin (27/02).
Menurut Muhlis, secara ekonomi telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit karena ratusan pedagang di sekitar pasar Masamba harus menanggung kerugian. Dengan kondisi seperti ini, Luwu Utara akan terus menambah angka kemiskinan jika banjir telah menganggu seluruh aktivitas sektor ekonomi masyarakat.
“Aktivitas pemerintahan dan pelayanan publik juga pasti terganggu jika jalur ke kantor daerah ini terus menerus di terjang banjir dan akan menimbulkan kerusakan di badan jalan yang menjadi jalur utama ke kantor gabungan dinas pemerintah Luwu Utara,” sambungnya.
Bencana banjir ini sudah pasti akan menggangu pertanian di wilayah itu yang memang selama ini tidak tertangani dengan baik.
“Jika melihat skala kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh banjir ini maka pemerintah Luwu Utara sudah sangat perlu melakukan evaluasi ulang terhadap kebijakan pemerintahan yang tidak ramah lingkungan dan menimbulkan kerusakan pada lingkungan,” tutur aktivis senior ini.
Lebih lanjut katanya, jangan karena hanya mengejar PAD yang tidak sebanding dengan skala kerusakan yg ditimbukan oleh kebijakan tersebut yang tidak ramah lingkungan.
Bahkan rakyat sudah harus evaluasi Pemkab Luwu Utara mungkin karena niat yang tidak maksimal dalam membangun Luwu Utara sehingga bupati menjadi kurang cerdas dan hanya bergerak sekedarnya dalam membangun Luwu Utara.
“Selain itu tata kota Masamba yang memang selama ini tidak memiliki pola pembangunan yang ramah lingkungan dan antisipatif terhadap luapan air sudah sangat perlu untuk di evaluasi dan dibenahi,” bebernya.