LEGION NEWS.COM – Konstalasi Politik kabupaten Pinrang akan selalu menarik untuk dicermati. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yang pertama adalah DPT nya yang cukup besar menghampiri 270 ribuan yang tersebar merata di 12 kecamatan, yang kedua adalah tersedianya stok Tokoh yang melimpah dengan basis massa dan geopolitiknya masing masing, Local Strong Man ini juga berada merata dihampir tiap kecamatan di Pinrang.
Dan jika kita meneropong dari kacamata Pierre Bourdieu tentang bagaimana meraih kuasa dengan proses bekerjanya habitus dan kapital, maka hampir bisa dipastikan semua tokoh tokoh berikut partai partai besutanya yang akan bersaing di Pileg/pilbub Pinrang, maka akan kita temuka bahwa semua Tokoh Politik di Pinrang sudah memenuhi 3 aspek ketika akan maju dalam kontestasi politik, yakni Capital sosial, capital simbolik, dan capital Ekonomi yang mumpuni dari masing masing tokoh.
Dalam sebuah diskusi ringan tentang Politik Pinrang, Pengamat Politik Sukmayadi Maeruddin memaparkan bahwa hampir semua daerah memiliki karakter dan ke khasannya sendiri sendiri dalam mengkonstruksi pola, jaringan dan komunikasi politik antar aktor aktor politik di daerah tersebut, apalagi kabupaten Pinrang, yang kita kenal sangat dinamis dan luwes, karena banyaknya Tokoh Politik yang bersaing, masing masing dengan nama besarnya.
Sukmayadi menambahkan bahwa, bahkan pernah ada studi khusus atau tesis tentang konstalasi Politik para bangsawan Pinrang, tesis ini memang khusus mempelajari politik “andi” di kabupaten Pinrang , ini membuktikan bahwa politik Pinrang akan selalu menarik untuk di telaah progres berikut fenomena fenomena politiknya.
Selain itu Sukmayadi juga mengatakan bahwa “karena kekhasan kekhasan itu, maka saya melihat tokoh dan aktor politik di Kabupaten Pinrang belum beranjak dari pola pola yang konservatif untuk meraih simpati massa, tapi itu wajar saja dan menjadi ke khasan tiap enviroment politik masing masing, tentu berbeda pendekatan politik yang dilakukan pada masyarakat yang cenderung homogen dibanding masyarakat yang beragam latar suku, bahasa agama dan lain-lain.
Tapi perlu hal hal baru, cara cara baru, dan juga terobosan terobosan baru selain yang telah dilakukan oleh para aktor aktor Politik di pinrang. Kita dihadapkan pada banyak kemajuan, pergeseran ini membawa paradigma baru bagi masyarakat, era informasi sedemikian pesat, jika dulunya sumber informasi bersifat monologis, hanya dari satu sumber yakni para elit ke warganya.
Kondisi sekarang tentu tak sama, jika dahulu para lokal strong bisa mengklaim bahwa kecamatan ini, atau desa ini adalah “teritorinya” secara politik, maka sekarang hal hal seperti itu sudah tidak bisa lagi. Perlahan Masyarakat melek politik bahkan yang berada di paling pinggiran sekalipun.
Ini yang kami maksud dengan pergeseran pergeseran itu, seyogyianya semua aktor politik di Kabupaten Pinrang mendorong hal tersebut sebagai bagian dari edukasi politik masyarakat. Para Tokoh Politik berikut partai besutannya seharusnya menjadi bagian dari perubahan politik masyarakat. Nah setelah masyarakat melek secara politik, kemudian akan terbangun pola komunikasi yang baik antara calon pemilih dan tokoh yang akan di pilihnya.
Masyarakat sedikit demi sedikit akan memilih tidak lagi berdasarkan tawaran ” kucing dalam karung” atau berdasarkan pilihan “emotional” atau dengan dasar” iming iming” tetapi masyarakat Pinrang memilih Partai dan tokoh politik berdasarkan rasionalisasi karena rekam jejak, kualitas personal, dan tawaran program.
Dan disinilah pentingnya kerja kerja Politik terukur yang dilakukan oleh partai dan para aktor politik yang akan berlaga di Kab Pinrang. Cara cara berpolitik baru perlu dilakukan, kreatifitas kreatifitas dalam meraih simpati konstituen perlu di segarkan. Orientasi politik kita perlu di seimbangkan tidak lagi selalu berbicara elit tapi berbicara “kita” pemilih dan yang akan dipilih. Sehingga ke depan tidak ada lagi cerita yang kita terima tentang seorang Caleg yang bablas “cost politiknya” tapi kemudian gagal mendapatkan kursi, atau seorang ketua partai yang bercerita kader kade partai pada jadi kutu loncat balik haluan ke partai lain.
Dan Pengamat Politik Sukmayadi menutup pembicaraan dengan suatu paparan bahwa, Politik praktis modern adalah proses merebut hati, fikiran dan simpati calon konstituen, dengan cara cara kreatif dan menggugah, pada basicnya konstituen akan cenderung mencari dan memilih partai dan aktor yang nilai pribadinya sama dengan calon konstituen tersebut, sehingga setiap Tokoh Politik hendaknya membentuk personalitas. Image, dan nilai dirinya sesuai yang diinginkan oleh mayoritas pemilih di Kabupaten Pinrang. Ketika itu sudah terjadi maka akan cukup mudah mengkanalisasi rasa simpati ini menjadi sebuah pilihan politik di kotak suara nanti. Dan itu memerlukan kerja kerja politik yang serius.