LEGIONNEWS.COM – NASIONAL, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di tengah perlambatan global.
Hal itu disampaikan Sri Mulyani di akun resmi media sosial (Instagram) miliknya seperti dilihat dalam unggahannya. Selasa (6/2/2024).
“Meski perekonomian dunia mengalami perlambatan, Alhamdulillah perekonomian Indonesia masih tetap tumbuh positif,” tulis Sri Mulyani dalam postingannya di Instagram @smindrawati, dikutip Selasa (6/2/2024).
Sri Mulyani pun berterima kasih kepada semua masyarakat yang terus bekerja keras dalam menjaga Indonesia.
“Mari kita terus lanjutkan dan tingkatkan berbagai upaya ini untuk membangun Indonesia ke depan..!” tegas Menteri Keuangan itu dalam unggahannya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Indonesia untuk keseluruhan 2023 tumbuh sebesar 5,05%. Pertumbuhan ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 5,31%.
Adapun, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2023 mencapai 5,04%.
Dengan pertumbuhan tahunan sebesar 5,05% tersebut, maka total PDB mencapai Rp20.892,4 T dan PDB per kapita mencapai Rp74,96 juta.
Lanjut kata Menteri Keuangan itu. Dia mengatakan capaian ini merupakan suatu cerita positif dari perekonomian Indonesia di tahun 2023, tahun yang sejak awal diprediksi oleh banyak lembaga internasional sebagai tahun yang penuh tantangan dan turbulensi.
Seperti diketahui, International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa stabil di level 5% selama periode 2023-2024.
Sementara itu, Bank Dunia dan ADB juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5% pada 2023.
Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi terjadi merata di seluruh wilayah Indonesia dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di Pulau Maluku dan Papua, yaitu mencapai 6,94%.
Sementara, Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian, yaitu mencapai 57,05%.
Dari segi lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan menjadi kontributor terbesar dari PDB tahun 2023, yaitu sebesar 13,96%, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian 6,12%. (**)