SULSEL – Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah (Screening) merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi dini anak yang memiliki masalah kesehatan agar segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Salah satunya melalui pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa prevalensi def-t di Indonesia pada usia 5-6 tahun sebesar 88,8% dengan nilai def-t 8,1 angka menunjukan rata-rata setiap anak di Indonesia memiliki 9 gigi yang mengalami karies, Ironisnya hanya 12% anak Indonesia yang bebas dari karies.
Dalam upaya aksi intervensi upaya deteksi dini status Kesehatan gigi pada anak, Program Healthier Smiles yang di gagas oleh Yayasan Celosia Marennu Indonesia bekerjasama dengan Save the Children Indonesia dengan dukungan Mars Wrigley Foundation melibatkan PDGI luwu Timur dan Luwu Utara melaksanakan Skrining Kesehatan Gigi Dan Mulut yang tersebar di 11 Sekolah Dasar.
Kegiatan ini dilaksanakan secara maraton selama 5 hari kerja, pada 18 – 26 Januari 2023
Kegiatan diawali dengan aksi sikat gigi massal di halaman SDN 175 Kawarasan, Tomoni, Kabupaten Luwu Timur (Lutim).
Yang dilanjutkan dengan skrining Kesehatan gigi dan mulut pada semua siswa. Jadwal Pemeriksaan Kesehatan gigi dan mulut pada sesi 1 dilaksanakan di SD Tomoni dengan sasaran sebanyak 440 siswa pada hari Rabu, 18 Januari 2023.
Sebagai salah satu bentuk koordinasi program, sebelum melakukan periksaan Kesehatan gigi dan mulut, siswa SD terlebih dahulu membawa lembar persetujuan pemeriksaan yang telah ditandatangani oleh orang tua siswa.
Drg. Arny Erawaty Muryah. Sp.Pm, Dokter Dokter gigi spesialis penyakit mulut RS I Lagaligo Wotu, Luwu Timur mengungkapkan tingginya angka karies dari hasil pemeriksaan siswa mayoritas disebabkan oleh perilaku abai terhadap kebersihan gigi dan mulut, tata cara dan waktu menyikat gigi yang kurang tepat, serta pola konsumsi dan jenis makan yang tidak sehat.
“Siswa Sekolah Dasar (SD) memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan yang bersifat kariogenik, seperti makanan manis, lengket. Makanan ini mempunyai kecenderungan melekat pada permukaan gigi sehingga mudah terjadi karies,” ujar Drg. Arny Erawaty
Dia juga menambahkan bila anak memiliki gigi yang tidak sehat menyebabkan gangguan terhadap proses pertumbuhannya, bahkan dapat mengganggu kehadiran serta performa mereka disekolah.
drg. Arny saat ditemui disela sela aktifitasnya melakukan pemeriksaan gigi di ruang kelas SDN 175 Kawarasan Tomoni, Menyampaikan data hasil screening (penjaringan) tambah, akan diolah menjadi data status karies di SD binaan UKGS, jika terindikasi siswa akan dirujuk dan diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat, nanti akan dilakukan tindakan yang sesuai.
Kepala sekolah SDN 173 Tomoni, Sugiatno Tarip S.Pdi, MM mengapresiasi kegiatan yang telah di lakukan oleh Program Healthiers Smile yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2022.
“Ini merupakan salah satu aksi nyata, perubahan yang kami rasakan dari pihak sekolah adalah peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku anak yang sangat berbeda, apalagi sudah tidak ada yang berkelahi,” beber Kepala sekolah SDN 173 Tomoni.
Kami bersyukur dapat dilibatkan dalam program ini, Bukan hanya tentang Kesehatan gigi dan mulut, juga diajarkan tentang PHBS, Perlindungan anak (Menghindari kekerasan/perundungan disekolah), Sekolah Ramah Anak, berbagai perlombaan, dan kegiatan positif lainnya, harapannya kerjasama ini dilanjutkan, jangan hanya ceremonial saja,” Ujar Sugiatno Tarip yang juga merupakan salah satu alumni SDN 175 pada tahun 1973.
Skrining Gigi dan Mulut Di Luwu Timur
Kegiatan Skrining dilaksanakan secara maraton selama 5 hari kerja di 4 SD serta 1 SLB sasaran dengan jumlah total 1.270 siswa di Kabupaten Luwu Timur yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, PDGI Kab. Luwu Timur dan Puskesmas setempat, dengan menggunakan alat disposable dental kit yang digunakan sekali pemakaian.
Adapun perinciannya jumlah siswa yg mengikuti skrining di kab. Luwu timur antara lain: SD Tomoni/Kawearasan sebanyak 440 Siswa, SD Wotu / SDN Lembah Bahagia sebanyak 230 Siswa, Tomoni/ SLB Tunas Harapan Bangsa sebanyak 20 siswa, Mangkutana / SDN Wonorejo sebanyak 240 siswa, Malili / SDN Malili sebanyak 340 Siswa dengan melibatkan sedikitnya 44 Dokter Gigi dan 30 orang Pengelola UKS/UKGS.
Skrining Gigi dan Mulut Di Luwu Utara.
Kegiatan ini juga dilaksanakan di Kabupaten Luwu Utara, skrining di 5 SD dan 1 SLB menjangkau 1500 siswa. Yang dipusatkan di Kecamatan Mallengke, Sabbang Selatan, Sukamaju, Baebunta, dan Masamba.
Pengelola UKS/UKGS, Drg. Fitrah Aryani dari puskesmas Tomoni, mengungkapkan kesehatan gigi dan mulut dapat dicapai secara lebih mudah dan lebih murah melalui upaya promotif-preventif dan penanggulangan risiko daripada upaya kuratif.
UKGS Tomoni kata fitrah, setiap tahun melakukan screening di wilayah kerjanya untuk mengetahui status kesehatan masyarakat di Tomoni, sehingga upaya preventif dapat diterapkan lebih dini, dan pasti lebih ekonomis.
Program manager Healthiers Smile Save The Children, Robert Nufninu menegaskan bahwa untuk keberlanjutan kegiatan ini kami akan terus bekerjasama dengan semua pemangku kebijakan, baik pemerintah kabupaten beserta jajarannya, Puskesmas, Sekolah, akademisi, media, para stakeholder untuk mencanangkan Healthiers Smile sebagai program inovatif di sekolah yang akan kita monitoring bersama perkembangannya secara periodik.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, memberikan inspirasi kepada Nusantara untuk melihat anak-anak Indonesia dapat tersenyum, Gigiku Kuat Tubuhku Sehat,” Pangkas Robert. (al)