LEGIONNEWS.COM – KADER Partai Gerindra di Kabupaten, Kota dan Provinsi di Indonesia ramai ramai menolak Ketua Umum Projo Budi Arie bergabung ke partai besutan Presiden Prabowo Subianto itu.
Bermula pernyataan Ketua DPC Gerindra Kota Makassar, Eric Horas yang secara tegas menolak bergabungnya mantan Menteri Komunikasi dan Informatika era Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) itu ke Gerindra.
Eric menyampaikan bahwa pada prinsipnya Partai Gerindra terbuka untuk siapa saja yang ingin bergabung tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan secara umum yang berlaku yakni Warga Negara Indonesia dan berusia 17 tahun.
“Partai Gerindra terbuka untuk siapa saja yang terpenting memenuhi syarat umum serta memahami arah perjuangan Partai Gerindra,” Ujar Eric.
“Apabila karena Pak Budi Arie mungkin merasa bahwa pernah berjuang untuk memenangkan Bapak Prabowo sebagai Presiden,” ucap Eric Horas dalam keterangan rilis yang diterima awak media Kamis malam (6/11).
Kini sejumlah pengurus daerah Partai Gerindra menolak Ketua Umum (Ketum) Projo Budi Arie bergabung ke partai besutan Presiden Prabowo. Mereka meragukan loyalitas hingga kasus hukum yang menyeretnya
Ketua DPC Gerindra Gresik, Asluchul Alif menolak rencana Budi Arie gabung partai. Menurutnya, Gerindra tempatnya kader yang berjuang untuk rakyat bukan demi jabatan.
“Saya tidak setuju Budi Arie bergabung ke Gerindra. Sebab Gerindra tempat kader pejuang rakyat bukan tempat pencari jabatan,” kata Alif seperti dikutip detikcom, Jumat (7/11).
Pria yang juga Wakil Bupati Gresik ini menganggap Budi Arie mau pindah ke Gerindra hanya untuk mencari jabatan setelah dicopot dari kursi Menteri Koperasi.
Ketua DPC Gerindra Kota Batu, Heli Suyanto mengatakan partainya bukan tempat untuk mencari suaka. Menurutnya, butuh loyalitas untuk bergabung ke Gerindra.
“Kalau cuma buat suaka kami menolak. Masih banyak kader Gerindra yang sangat loyal kepada Pak Prabowo. Di sini tempat loyalitas, bukan pencari suaka,” kata Heli yang juga Wali Kota Batu ini.
Sementara itu, Ketua DPC Gerindra Tulungagung, Ahmad Baharudin menyebut Budi Arie hanya ingin mencari perlindungan ke Gerindra.
“Karena dia ingin berlindung di Gerindra sebagai partainya presiden,” kata Baharudin.
Ketua DPC Gerindra Sidoarjo Mimik Idayana meminta Ketum Gerindra Prabowo Subianto menolak Budi Arie masuk partai.
Mimik mengatakan Gerindra merupakan partai nasionalis dan religius. Menurutnya, idealisme Gerindra tidak cocok untuk Budi Arie.
“Mengingat Partai Gerinda partai politik yang nasionalis dan religius, tidak cocok untuk Budi Arie yang telah melakukan perbuat tercela dan merugikan bangsa rakyat Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, Ketua DPC Gerindra Pati Hardi juga menolak Budi Arie gabung ke partainya. Hardi menyebut Budi Arie tak pernah berjuang membesarkan partai.
“Kita jelas menolak karena kita ini sudah mendirikan partai dengan jerih payah, dengan capek, tiba-tiba terus ada orang yang langsung masuk ke Partai Gerindra, kita jelas tidak okelah,” kata Hardi.
Gerindra Sumut tolak keras
Partai Gerindra se- Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tegas menolak Budi Arie untuk bergabung ke Gerindra.
Ketua DPD Gerindra Sumut, Ade Jona Prsetyo mengatakan Budi Arie belum sesuai dengan garis perjuangan partai.
Jona menyebut, penolakan kepada Budi Arie juga demi menjaga muruah Presiden Prabowo di masyarakat. Menurutnya, sejumlah pemberitaan negatif yang tertuju kepada Budi Arie akan merusak citra partai.
“Kita tahu saat ini masyarakat Indonesia sangat mencintai Pak Prabowo. Kita tidak ingin ada hal-hal yang kemudian merusak rasa cinta, kepercayaan masyarakat terhadap Presiden,” ujarnya.
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra ini menyebut sudah mendengar aspirasi dari kader di tingkat DPC. Menurutnya, seluruh DPC Gerindra juga meminta agar Budi Arie tidak bergabung dengan Gerindra.
“Kader partai di akar rumput setia dan loyal kepada Gerindra. Makanya aspirasi dari mereka perlu didengar,” ujarnya.
Sementara itu Ketua DPC Gerindra Pematangsiantar Gusmiyadi menduga Budi Arie hanya ingin berada di lingkaran kekuasaan Ketua Umum Gerindra sekaligus Presiden RI Prabowo Subianto.
“Rencana Budi Arie untuk bergabung ke partai Gerindra dipersepsikan masyarakat sebagai langkah pragmatis guna menjaga peluang dirinya untuk tetap berada pada episentrum kekuasaan Prabowo,” kata Gusmiyadi.
Gusmiyadi juga menyinggung terkait kasus hukum yang berpotensi menjerat Budi Arie. Selain itu, Budi Arie juga dinilai bergabung karena ingin mendapat posisi penting dari Prabowo.
“Langkah pragmatis tersebut dibaca sebagai sebuah cara untuk berlindung dari kasus hukum yang berpotensi melilit dirinya dan di sisi lain Budi Arie juga tentu berharap masih bisa mendapat posisi penting di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo,” ujarnya.
Anggota DPRD Sumut ini khawatir langkah Gerindra menerima Budi Arie justru bakal menurunkan kepercayaan masyarakat.
“Di sisi lain, baru-baru ini klaim Budi Arie soal arti nama Projo dan kaitannya dengan logo wajah Jokowi juga dinilai sebagai langkah tidak beradab dalam memainkan catur politik. Sanggahan Budie Arie bahwa selama ini Projo bukan singkatan Pro Jokowi tapi berati rakyat dan negeri merupakan langkah zig zag yang tidak pantas,” katanya.
Dilansir dari CNNIndonesia.com telah meminta tanggapan kepada Budi Arie terkait beragam penolakan dari kader Gerindra daerah ini, namun belum direspons. Sementara pengurus Projo menolak berkomentar. (*)

























